Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, akan melakukan pengkajian atau telaah atau pengkajian terlebih dahulu rencana pemasangan stiker masyarakat miskin di rumah-rumah penerima bantuan sosial (bansos) yang ada di daerah itu.
"Rencana pemasangan stiker masyarakat miskin ini akan kita lakukan pengkajian atau telaah terlebih dahulu, karena memiliki dampak positif dan negatif, terutama dari sisi psikologis penerima manfaat," kata Kepala Dinas Sosial Rejang Lebong Hambali di Rejang Lebong, Rabu.
Dia menjelaskan, rencana pemasangan stiker masyarakat miskin tersebut memiliki sisi positif untuk transparansi data penerima bansos, akan tetapi di sisi lain bisa menimbulkan dampak negatif bagi penerima, khususnya dari segi psikologis dan sosial.
Wacana pemasangan stiker masyarakat miskin di rumah para penerima bansos ini, kata dia, sudah dilakukan oleh beberapa daerah di Provinsi Bengkulu, di mana tujuannya selain untuk transparansi juga agar penyalurannya bisa tepat sasaran.
"Pemerintah daerah tidak ingin langkah yang bertujuan baik justru menimbulkan rasa malu atau stigma negatif di tengah masyarakat," terangnya.
Berdasarkan data di Dinsos Rejang Lebong jumlah warga tidak mampu di wilayah itu semuanya sudah menerima bantuan dari pemerintah pusat tersebut baik bansos Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Adapun untuk bansos PKH untuk penyaluran PKH TW II pada April-Juni lalu sebanyak 17.992 KPM dengan realisasi penyaluran 12.351 KPM dengan jumlah bantuan yang disalurkan sebesar Rp8.450.925.000.
Selain itu, warga tidak mampu di Kabupaten Rejang Lebong ini juga menerima BPNT yang pada penyaluran periode April-Juni sebanyak 21.892 KPM dengan realisasi sebesar Rp13,13 miliar.
Terakhir adalah penerima bansos PBI program BPJS Kesehatan yang sampai Juli lalu dengan jumlah penerima sebanyak 144.000 jiwa dengan realisasi sampai Rp6 miliar.
