Kerinci (ANTARA) - Usia sudah genap satu abad, pabrik teh unit usaha Kayu Aro pertahanan mesin tua peninggalan Belanda, meski berdiri sejak 1925 hingga 2025.
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV regional 4 pabrik teh unit usaha Kayu Aro Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi masih mempertahankan mesin tua warisan Belanda untuk kegiatan operasional produksi teh hitam.
"Masih pertahankan mesin tua, dijaga, dan sejauh ini masih menjadi andalan terutama untuk menghasilkan produksi teh jenis orthodoks,"kata Asisten Teknik unit usaha Kayu Aro, Muhammad Ridwan di Kerinci, saat ditemui diakhir pekan.
Semua alat sortasi jenis orthodoks menggunakan mesin tua warisan Belanda. Sejak pertama beroperasi hingga sekarang kondisi mesin masih terjaga dengan baik. Hal itu berkat perawatan rutin yang oleh tim teknisi.
Struktur mesin, seperti sasis tidak ada yang berubah. Termasuk jenis dan nama masih mempertahankan penyebutan lama. Seperti 'Indian sortir' mesin yang digunakan untuk sortasi teh orthodoks.
Jenis mesin tua yang masih beroperasi diantaranya, mesin penggulung (Tea Rolling Machine).
Mesin pemanggang dan pembentuk mutiara (Pearl Type Tea Roast Shaping Machine), palung pengering, digunakan untuk mengeringkan daun teh. Dan Oven fermentasi, digunakan untuk mengontrol proses fermentasi daun teh.
Menurut Ridwan, kerusakan biasanya sering terjadi pada komponen pendukung mesin atau suku cadang (sparepart).
Manajemen menyiasati hal tersebut melalui perakitan dan perbaikan mandiri, melalui tenaga teknisi terlatih.
Unit Kayu Aro memiliki bengkel (workshop) mandiri, menyatu dalam satu kawasan pabrik. Alat tertentu yang tidak mampu di produksi dan di perbaiki tim teknisi, perusahaan harus mengirim komponen keluar.
Teknisi di sini ada 46 orang, kata dia, rata rata mereka anak kampung sini, bekerja turun temurun, jadi mengerti kebutuhan dan penanganan mesin rusak di pabrik.
Menjaga mutu dari hulu ke hilir
Saras Puspa Amalia, salah seorang Asisten Afdeling B, menjelaskan bahwa lahan seluas 570,10 hektare ini di tangani sebanyak 86 orang.
