Jakarta (Antara) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan bila ada yang mengaku membawa-bawa nama dirinya untuk memenangkan suatu proyek atau tender segera dilaporkan karena hal itu sama saja dengan perilaku korupsi.
"Di KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), kalau ada yang mengaku-aku membawa nama saya, laporkan saja. Kalau ada yang ikut tender dan mengaku saudara ibu menteri, malah saya suruh dicoret sekalian (tidak bisa ikut tender)," kata Susi Pudjiastuti dalam peringatan Hari Anti Korupsi Internasional di KKP, Jakarta, Kamis.
Menteri Susi mengemukakan hal tersebut di depan panelis diskusi antikorupsi yang digelar KKP, yang menampilkan antara lain Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif, mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas, aktivis ICW Adnan Topan Husodo, dan Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) FH UGM Zainal Arifin Mochtar.
Dalam awal acara peringatan tersebut, Menteri Susi juga menyampaikan sambutan, dan dia menegaskan "korupsi adalah penyakit yang membahayakan karena bakal menghalangi suatu bangsa untuk berkembang, serta bakal merugikan bukan hanya untuk generasi masa kini tetapi juga generasi mendatang atau anak-cucu kita".
Menteri Susi menyadari bahwa dalam rangka memerangi praktik korupsi di sektor kelautan dan perikanan bakal menemui banyak tantangan.
Namun, dia meyakini bahwa meski memiliki rasa takut, tetapi dia tidak takut karena meyakini bahwa yang dilakukannya berada di dalam jalur yang benar.
Sementara itu, Wakil Ketua KPK Laode Syarif melontarkan pujiannya terhadap Menteri Susi yang dinilai berhasil memberantas praktik korupsi di sektor kelautan dan perikanan, tetapi dia juga mengingatkan bahwa potensi korupsi di suatu lembaga biasanya terletak pada proses perizinan dan pengadaan.
Sedangkan mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, kebijakan yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa langkah yang dilakukan Susi Pudjiastuti adalah langkah yang komprehensif.
Aktivis ICW Adnan Topan Husodo menyatakan, dirinya pertama kali bertemu sosok Susi ketika diajak Teten Masduki (dahulu masih Koordinator ICW, sekarang menjabat Kepala Staf Kepresidenan) pada tahun 2000-an.
Menurut Adnan, sosok Susi pada saat ini masih sama dengan yang dulu, dalam artian tidak berubah dan masih lugas dan blak-blakan dalam melakukan apa yang diyakininya sebagai hal yang benar.
"Banyak teman kita yang dulu dari luar (mantan aktivis), setelah masuk ke dalam (pemerintahan) menjadi kalem, seakan-akan seperti mau mempertahankan posisinya," ujar Adnan.
Untuk itu, Adnan menyatakan di Republik Indonesia perlu lebih banyak orang seperti Susi Pudjiastuti agar permasalahan birokrasi negara juga menjadi lebih cepat beres.***2***