Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Provinsi Bengkulu mulai mengembangkan potensi sebagai daerah penghasil komoditas Aquilaria malaccensis atau yang biasa dikenal dengan kayu gaharu.
Ketua Tani Gaharu Mandiri Provinsi Bengkulu sekaligus Pengusaha Gaharu 88, Joni Surya, di Bengkulu, Kamis, menyebutkan, bahkan Bengkulu berpotensi menjadi daerah pengekspor utama gaharu asal Indonesia.
"Biasanya gaharu merupakan hasil hutan, namun sekarang kita sudah bisa membudidayakannya, bahkan akademisi berbagai universitas seperti dari Tokyo, Jepang dan Malaysia datang ke tempat kita untuk belajar teknologi budidaya itu," kata dia.
Untuk Bengkulu sendiri, lanjut Joni, Kementerian LHK sudah memberikan kesempatan dapat mengekspor komoditas gaharu langsung ke negara tujuan.
"Dengan itu, satu bulan terakhir kita sudah ekspor tiga kali ke Hongkong dan satu kali ke Australia," tutur Joni.
Komoditas gaharu menurut dia merupakan tanaman yang sangat menjanjikan jika menyoal tentang peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Produk turunan berbahan gaharu tersebut sangat banyak dan selalu dipergunakan oleh masyarakat dunia. Contoh produk berbahan baku gaharu, seperti, pewangi, parfum, obat-obatan, sampo, sabun dan dupa, serta berbagai kegunaan dari ritual keagamaan.
"Harga jual komoditas gaharu cukup menjanjikan, kalau hasil panen sederhana seperti serpihan kayu, itu harganya Rp60.000 per kilogramnya," kata dia.
Namun jika telah menjadi ekstrak gaharu, harganya bahkan mencapai Rp3,5 juta per kilogram, kalau kualitas ekstraknya sangat baik, harganya bisa menjadi lebih tinggi lagi.
Gaharu juga tidak membutuhkan lahan yang luas seperti penanaman kelapa sawit, dalam satu hektare bahkan bisa menanam ratusan pohon, dan juga bisa menjadi tanaman yang hanya ditanam di sekitar rumah saja.
"Saat ini kita baru budidaya beberapa hektare saja, dan sudah mengekspor sekitar tiga ton per bulan, jika masyarakat mulai mengembangkan ini maka Bengkulu bisa menjadi pengekspor utama gaharu dari Indonesia," ujarnya.
Bengkulu kembangkan potensi daerah penghasil gaharu
Kamis, 6 Desember 2018 8:14 WIB 8564