Batam (ANTARA Bengkulu) - Para nelayan Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, setiap bulan berhasil mengekspor ikan napoleon hingga 300 ton dengan nilai sekitar Rp3 miliar.
Wakil bupati Kepulauan Riau Abdul Haris di Batam, Minggu mengatakan, ikan napoleon dibudidayakan nelayan setelah sebelumnya ditangkap dari perairan Anambas hingga Laut China Selatan. Biasanya, ikan itu diekspor ke Hong Kong.
Budidaya ikan yang harga satu ekornya bisa mencapai Rp1 juta itu dilakukan secara tradisional oleh warga setempat.
Menurut wakil bupati, masyarakat pesisir sangat bergantung hidup pada penjualan ikan yang dinyatakan hampir punah itu.
Terdapat lebih dari 100 kelompok budidaya ikan napoleon di Anambas, tersebar di hampir setiap pulau yang dihuni masyarakat.
Mengenai rencana pemerintah pusat untuk menghentikan ekspor ikan napoleon, ia mengatakan pemerintah kabupaten berharap ada pengecualian untuk Anambas.
"Kami berharap ada kekhususan untuk Anambas agar ekspor tidak dihentikan karena Budidaya dan tangkap ikan napoleon adalah mata pencarian utama masyarakat setempat," ujarnya.
Menurut dia, budidaya dan tangkap ikan napoleon di Anambas harus didukung demi perekonomian masyarakat, yang perlu adalah pengaturan dan pengawasan agar tidak terjadi kelangkaan ikan napoleon.
Ia mengatakan, sebenarnya, masyarakat memahami ikan napoleon terancam punah. Masyarakat juga memiliki rencana dan upaya bagaimana agar ikan itu tidak hilang.
"Kami juga memiliki kebijakan lokal agar masyarakat menjaga aset mereka dan melestarikan ikan napoleon," kata dia.
Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan daerah yang dipimpinnya memiliki potensi sumber daya laut yang kaya dan siap digarap.
"Laut kami 96 persen dari luas wilayah, ada berbagai potensi kelautan yang bisa digarap," katanya.(ant)
Nelayan Kepri ekspor ikan napoleon
Minggu, 23 September 2012 6:15 WIB 2187
.....Para nelayan Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, setiap bulan berhasil mengekspor ikan napoleon hingga 300 ton dengan nilai sekitar Rp3 miliar.....