Mukomuko, Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Kabut asap Jumat malam menyelimuti sebagian wilayah di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sehingga memperpendek jarak pandang kendaraan yang melintas sepanjang jalan lintas barat Sumatra di daerah itu.
Dari pantauan di tiga wilayah di daerah itu, yakni Kelurahan Pasar Mukomuko, Desa Ujungpadang, dan Kelurahan Bandarratu, Jumat malam, kabut asap itu mulai muncul dan semakin tebal sejak pukul 19.30 WIB. Sehingga membuat jarak pandang menjadi pendek dan membuat sesak nafas sejumlah pengguna jalan.
Warga setempat yang terlihat jalan kaki melintas di sepanjang jalan itu memilih menutup hidung dan mulut agar terhindar dari asap.
"Baru malam ini asap banyak sekali, sebelumnya tidak ada hanya pagi hari saja," kata Warga Bandarratu, Tatun, saat ditemui sedang melayat dan mendoakan salah seorang warga setempat yang baru meninggal dunia di Mukomuko, Jumat.
Pria yang bekerja sebagai Staf di badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) setempat ini menduga sumber asap tersebut berasal dari kebakaran lahan gambut, namun dirinya tidak tahu pasti lokasi kebakaran.
"Kami juga tidak tahu di mana lokasi kebakaran, besok saja kami coba turun dan mengecek di mana sumber kebakarannya," ujarnya lagi.
Fera, warga Bandarratu, menyatakan asap tersebut sangat mengganggu warga yang jalan kaki apalagi yang mengunakan kendaraan.
"Seperti asap saat ini bisa-bisa tidak kelihatan kendaraan yang sedang berada di depan," ujarnya.
Butuh Hujan Buatan
Sementara BPBD setempat menilai daerah itu membutuhkan hujan buatan guna mengatasi kebakaran lahan gambut, yang lokasinya tidak bisa dijangkau mobil pemadam bahaya kebakaran.
"Mobil pemadam bahaya kebakaran (PBK) hingga saat ini tidak bisa menjangkau lokasi lahan gambut yang terbakar, jadi solusinya perlu hujan buatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Mukomuko, Iskandar.
Menurut dia, kebakaran lahan gambut itu hanya bisa diatasi dengan hujan buatan atau ada pipa panjang yang bisa digunakan untuk menjangkau lokasi titik api.
"Solusinya dengan hujan buatan atau pipa panjang sehingga bisa dibawa masuk dari jalan ke lokasi kebakaran lahan gambut," ujarnya.
Namun, kata dia, untuk membuat hujan buatan perlu dana besar, kalau dari pemerintah setempat kemungkinan besar tidak akan mampu mengeluarkan biaya untuk membuat hujan buatan, kecuali dari pemerintah pusat. (ant)
Kabut asap selimuti kabupaten Mukomuko
Sabtu, 29 September 2012 0:18 WIB 860