Mukomuko (ANTARA) - Dinas Petanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu menyatakan mayoritas petani daerah ini enggan menanam tanaman padi sawah organik karena bahan organik dan alami tidak mampu untuk mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi.
“Selama ini petani setempat ketergantungan dengan bahan kimia, sehingga bahan organik tidak mampu menangani hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi,” kata Kasi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Sugiyanto di Mukomuko, Kamis.
Ia mengatakan hal itu karena Tahun 2020 daerah ini kembali mendapatkan alokasi bantuan berupa berbagai sarana produksi dan benih padi untuk membudidayakan tanaman padi sawah organik dari pemerintah provinsi setempat.
Dinas Pertanian setempat tahun ini kemungkinan tidak akan mengambil bantuan program budi daya tanaman padi organik tersebut karena mayoritas petani setempat enggan untuk menanam tanaman padi organik ini.
Ia menjelaskan, petani di daerah ini tidak mau menanam tanaman padi organik ini karena mereka sudah pernah gagal melakukan budi daya tanaman padi organik tahun 2017 di lahan persawahan di Desa Sumber Makmur.
“Petani sudah pernah mencoba budi daya tanaman padi organik tersebut tetapi bahan organik dan alami tidak mampu mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi milik petani di wilayah ini sehingga mereka terpaksa menggunakan bahan kimia,” ujarnya.
Karena petani terlanjur menggunakan bahan kimia untuk mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi tersebut sehingga budi daya tanaman padi organik tersebut gagal.
Selain itu, ia mengatakan, petani setempat kesulitan untuk memasarkan hasil panen padi organik ini kepada masyarakat di daerah ini karena mahalnya harga jual hasil panen padi organik ini.
Sedangkan pedagang pengumpul gabah kering panen atau tauke hanya mampu membeli hasil panen padi organik ini dengan harga yang sama dengan hasil panen padi non organik.
Mayoritas petani Mukomuko enggan tanam padi organik
Kamis, 30 Januari 2020 14:06 WIB 1107