Bengkulu (ANTARA) - Puluhan aktivis lingkungan dan mahasiswa serta nelayan yang bergabung dalam Koalisi Langit Biru menggelar aksi pembentangan spanduk raksasa di laut bertuliskan "Jokowi, PLTU membunuh laut kami" sebagai aksi protes atas proyek PLTU batu bara Teluk Sepang yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia(RI), Joko Widodo pada Rabu, siang.
Baca juga: Jokowi batal "ground breaking" tol Bengkulu
"PLTU batu bara di wilayah lain yang sudah beroperasi jelas berdampak buruk bagi lingkungan maupun manusia," kata Juru Kampanye Kanopi Hijau Bengkulu, Olan Sahayu di sela aksi di dekat area PLTU batu bara Teluk Sepang, Rabu pagi.
Ia mengatakan berkaca dari PLTU Pangkalan Susu, Batang, Celukan Bawang telah menyebababkan hasil tangkapan nelayan menurun drastis serta mengganggu kesehatan masyarakat.
"Kalo ikan di lautnya berkurang maka nelayan harus melaut lebih jauh dan membutuhkan biaya operasional yang lebih tinggi," ujarnya.
Olan mengatakan aksi penolakan terhadap proyek berbahan bakar energi kotor ini sudah disuarakan para aktivis bersama masyarakat Teluk Sepang sejak awak rencana pembangunan pada 2016.
Baca juga: Senangnya warga dikunjungi Presiden: Seperti mimpi
Selain menghancurkan biota laut, menurut Olan, PLTU batu bara juga meracuni udara dari polutan mengandung logam berat dari pembakaran batu bara.
Ia mengatakan pembentangan spanduk sebesar 20x12 meter ini untuk memberikan pesan kepada presiden bahwa PLTU mematikan fungsi laut dan mematikan mata pencaharian nelayan.
Aksi ini dilakukan dengan membentangkan spanduk menggunakan lima perahu karet yang dibawa dari bibir pantai menuju kolam Pelabuhan Pulau Baai, dekat proyek PLTU batu bara Teluk Sepang.
Meski ada beberapa kendala tetapi spanduk ini terbentang sempurna di sekitaran PLTU batu bara.
Aktivis bentang spanduk sambut Presiden Jokowi di area PLTUb Bengkulu
Rabu, 5 Februari 2020 8:33 WIB 6046