Jakarta (ANTARA) - Terdapat beberapa berita politik pada Rabu (7/8) menjadi perhatian pembaca dan masih menarik untuk dibaca, mulai dari perkembangan Kongres PDIP hingga dugaan radikalisme di dalam TNI.

Berikut sejumlah berita politik kemarin yang masih menarik untuk dibaca hari ini:

Megawati minta seluruh kader PDI Perjuangan hormati kedatangan Prabowo

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri secara khusus mengundang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam pembukaan Kongres V PDI Perjuangan di Bali, Kamis (8/8).

Menurut Ketua Organizing Commitee Kongres V PDI Perjuangan I Wayan Koster, Megawati berpesan agar seluruh kader menghormati kedatangan Prabowo sebagai tamu undangan.

Selengkapnya di sini

​​​​​PDIP tidak ingin OTT KPK terulang dalam kongres

DPP PDI Perjuangan tidak ingin kejadian operasi tangkap tangan KPK akibat adanya kader yang menyalahgunakan wewenang, terulang dalam penyelenggaraan Kongres V di Bali 8-10 Agustus 2019.

Atas dasar tersebut, DPP PDIP mengeluarkan surat keputusan yang berisi peringatan atas sanksi pemecatan bagi kader yang menyalahgunakan wewenang atau kekuasaan untuk korupsi dengan mengatasnamakan kegiatan kongres partai.

Selengkapnya di sini

Mabes TNI dalami keterkaitan Enzo Allie dengan HTI

Taruna Akademi Militer (Akmil) keturunan Prancis, Enzo Zenz Allie kembali menjadi viral di media sosial setelah isu miring menerpanya lantaran dirinya diduga terpapar radikalisme atau Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), namun Markas Besar TNI akan mendalaminya.

"Kita dalami kasus ini. Jadi aparat teritorial, seperti kodam dan intelijen TNI di daerah akan diturunkan untuk mendalami masalah ini," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi, di Jakarta, Rabu malam.

Selengkapnya di sini

Menhan akan berhentikan taruna terbukti radikal

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan akan memberhentikan anggota taruna TNI yang terbukti terpengaruh radikalisme.

"Kalau benar, saya suruh berhentiin, nggak ada urusan," kata Ryamizard di halaman Istana Negara, Jakarta pada Rabu terkait indikasi seorang taruna TNI berinisial "EZA" yang diduga pernah mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Menurut Menhan, pihaknya tidak akan ragu memecat anggota TNI yang diketahui mendukung gerakan radikal tidak mendukung Pancasila.

Selengkapnya di sini
 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019