Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan mahasiswa Papua sering dilibatkan dalam sejumlah kegiatan di Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, seperti acara Surabaya Cross Culture hingga perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS).

"Adik-adik ini (mahasiswa Papua) sering mereka ikut kegiatan tari-tarian di Balai Kota Surabaya, sering datang juga kalau kita ada acara. Kalau kita ada kunjungan tamu dari Papua, mereka (adik-adik) juga ikut datang," kata Tri Rismaharini, di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, selama ini hubungan masyarakat Surabaya dengan warga asli Papua berjalan baik, bahkan seperti saudara. Terlebih, Wali Kota Risma sudah menganggap adik-adik dari Papua yang tinggal di Surabaya seperti anaknya sendiri.

Selama menempuh pendidikan di Surabaya, kata dia, mereka juga diberikan fasilitas dalam upaya mengembangkan bakat dan minat, seperti pelatihan komputer dan bahasa Inggris.

Baca juga: Risma tegaskan tidak ada warga Papua diusir dari Surabaya

"Mereka kan jauh dari orang tua, karena itu saya selalu sampaikan ke anak-anak itu agar menjadi orang yang sukses. Orang tuamu di sana pingin anaknya jadi. Mesti kalau ketemu anak-anak saya selalu sampaikan itu," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga sering menerima kunjungan mama-mama Papua. Mereka berkunjung ke Surabaya untuk belajar seputar pemberdayaan ekonomi dan program-program wirausaha.

"Mereka mama-mama Papua itu datang dari berbagai wilayah untuk belajar di Surabaya, mulai dari tanam sayur, bikin baju, sampai bikin bakso ikan," katanya.

Tidak hanya itu, Risma mengaku, warga Papua yang tinggal dan menetap di Surabaya juga biasa berbaur dengan masyarakat sekitar dan juga terlibat dalam kegiatan di kampung. Selain itu, banyak juga warga asli Papua yang sukses di Surabaya dan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya.

"Ada Kabag Humas Pemkot Surabaya itu asli dari Papua, dua Camat di Surabaya juga asli Papua, terus ada Kepala Bidang Satpol PP juga dari Papua. Masyarakat di Surabaya ini multi etnis, ada dari Ambon, Aceh, Pontianak, Padang, NTB, kita tidak pernah membeda-bedakan semua ada di Surabaya," katanya.

Baca juga: Pemkot Surabaya dekati mahasiswa Papua secara persuasif

Baca juga: Korlap aksi ormas Surabaya di asrama mahasiswa Papua, Susi minta maaf

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019