Karena bisnis ini jangan dikaitkan ke sosial ekonomi. Mungkin ada cara lebih baik lagi jangan emosional
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya membuka suara soal penolakan Gojek di Malaysia yang sempat viral beberapa hari lalu, yakni mengimbau agar pengemudi tidak terprovokasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi saat ditemui di Jakarta, Kamis, mengimbau para pengemudi ojek daring tidak perlu terprovokasi oleh video penolakan tersebut karena akan berdampak pada hubungan diplomasi.

“Kalau sudah ada permintaan maaf, jangan lakukan demo karena ini bukan persoalan antarbangsa, nanti dia (pihak Malaysia) akan marah juga kalau unjuk rasa tidak bisa mengendalikan, yang rugi hubungan diplomatik dengan Malaysia karena kita bertetangga satu rumpun,” katanya.

Menurut dia, penolakan tersebut dipicu karena persaingan bisnis bukan karena soal sosial budaya.

“Karena bisnis ini jangan dikaitkan ke sosial ekonomi. Mungkin ada cara lebih baik lagi jangan emosional,” ujar Budi Setiadi

Ia mengatakan Gojek merupakan perusahaan Decacorn kebanggan bangsa yang sudah membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat Indonesia.

“Ojek maupun taksi daring bisa menjadi tumpuan ekonomi kita seperti apa yang disampaikan Pak Menteri,” katanya.

Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Ahmad Yani juga menganggap video viral tersebut tidak perlu ditanggapi secara emosi.

Terkait bisnis Gojek di Malaysia, menurut dia, itu kewenangan pihak Malaysia untuk mengizinkan atau tidak aplikasi transportasi berbasis motor itu beroperasi.

“Kalau ojek daring tidak diterima di Malaysia ya itu tergantung negaranya bukan tergantung kita. Itu timnya mereka lah, kenapa dia tidak menerima itu alasannya dari mereka. Tapi kita (Indonesia) memang masih membutuhkan angkutan seperti ojek daring,” katanya.

Sebelumnya, tersebar video seorang pemilik perusahaan taksi di Malaysia yang menolak pengoperasian Gojek karena dianggap aplikasi tersebut untuk orang miskin.

Selain Indonesia, Ia juga sempat mendiskreditkan negara ASEAN lainnya seperti Thailand.

Setelah media sosialnya dipenuhi komentar kemarahan warganet Indonesia, pemilik perusahaan taksi Malaysia tersebut akhirnya meminta maaf.

Baca juga: Kemenperin gandeng Gojek dan Grab uji pakai motor listrik

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019