Kalau ke kota pasti membutuhkan biaya tambahan, akan menempuh jarak yang lumayan jauh
Jayapura (ANTARA) - Aktivitas jual beli di Pasar Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) tidak terdampak aksi demo menolak rasisme yang berujung anarkis pada Kamis (29/8).

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG dari Yonif 713/ST Mayor Inf Donny Gredinand di Kota Jayapura, Jumat, mengatakan aktivitas masyarakat di Pasar Skouw dilakukan setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.

"Seperti halnya yg terjadi hari Kamis (29/8), di bawah pimpinan Sertu Arfin yang menjabat sebagai danru jaga, masyarakat PNG berbondong-bondong datang ke Pasar Skouw, namun sebelum mereka sampai di pasar maka masyarakat ini akan diperiksa terlebih dahulu di Penjagaan Pos Kotis Satgas Yonif 713/ST yang jaraknya tidak jauh dari Pasar Skouw, kira-kira 100 meter," katanya.

Dengan sigap, personel pos selalu memeriksa setiap warga yang akan menuju pasar tersebut.

"Mereka boleh menuju pasar setelah mereka memberikan ID Card untuk dicatat personel jaga di buku yang telah disiapkan di pos jaga, seperti paspor dan kartu kuning," kata Donny.

Dengan teliti, pemeriksaan itu dilaksanakan petugas untuk memberikan rasa aman masyarakat dan mencegah hal-hal yg tidak diinginkan, seperti penyeludupan narkoba dan pelintas batas ilegal.

Ia menyebut masyarakat senang bisa berbelanja di Pasar Skouw dengan berbagai pertimbangan bahwa mereka tidak perlu pergi ke kota lagi untuk belanja karena sebagian besar barang kebutuhan sudah ada di pasar itu.

"Kalau ke kota pasti membutuhkan biaya tambahan, akan menempuh jarak yang lumayan jauh," kata Mama Gracia, warga PNG.

Mama Gracia mengaku setiap hari pasar selalu datang ke Pasar Skouw untuk belanja kebutuhan sehari hari dan kulakan barang lainnya untuk dijual di PNG karena ia mempunyai warung kecil-kecilan di rumahnya.

Baca juga: Presiden belanja ketela di Pasar Mama-Mama Jayapura
Baca juga: Aktivitas warga Biak Numfor berjalan kondusif

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019