Hari ini kami melaksanakan lima kali penerbangan. Pertama oleh pesawat Twin Otter milik Carpediem pukul 06.15 WIT ke area yang kita duga dengan ketinggian 14.000 kaki namun belum menemukan hasil. Area tersebut merupakan 'suspect' yang utama
Timika (ANTARA) - Pencarian pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC milik PT Carpediem Air yang hilang kontak dalam penerbangan Timika menuju Ilaga, Provinsi Papua sejak Rabu (18/9) siang akan dilanjutkan pada Jumat (20/9).

Komandan Pangkalan TNI AU Yohanes Kapiyau Timika, Letkol (Pnb) Sugeng Sugiharto di Timika, Kamis, mengatakan upaya pencarian telah dilakukan maksimal sepanjang hari Kamis ini dengan lima kali penerbangan dari Bandara Timika ke lokasi yang diduga sebagai titik koordinat terjadinya insiden kecelakaan pesawat naas tersebut.

"Hari ini kami melaksanakan lima kali penerbangan. Pertama oleh pesawat Twin Otter milik Carpediem pukul 06.15 WIT ke area yang kita duga dengan ketinggian 14.000 kaki namun belum menemukan hasil. Area tersebut merupakan 'suspect' yang utama," katanya.

Selanjutnya, kata dia, juga dilakukan denganHelikopter Caracal EC 725 milik TNI AU dengan membawa personel Brimob dan Basarnas Timika terbang ke arah Distrik Jila dan sekitarnya, namun juga belum menemukan pesawat yang hilang kontak tersebut.

Baca juga: Pesawat Twin Otter milik PT Carperdiem tujuan Ilaga hilang kontak
 
Personel Basarnas Timika menggunakan pesawat Twin Otter PK-CDJ milik PT Carpediem kembali ke Bandara Timika, Provinsi Papua  usai melakukan pencarian pesawat hilang kontak, Kamis (19/9/2019). (FOTO ANTARA/Evarianus Supar)


Ia menambahkan pesawat Twin Otter milik Carpediem juga kembali terbang ke wilayah Distrik Jila dengan area pencarian yang lebih luas namun tidak juga menemukan pesawat nahas dimaksud.

Pesawat milik maskapai Susi Air, kata dia, juga turut membantu melakukan pencarian pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC milik PT Carpediem Air yang hilang kontak, namun juga tidak membuahkan hasil.

Pada penerbangan terakhir, pesawat Twin Otter milik Carpediem juga kembali ke Bandara Timika dengan tidak menemukan bangkai pesawat yang hilang kontak tersebut.

Ia mengatakan jajarannya bersama Basarnas Timika, pihak Airnav, Dinas Perhubungan Mimika dan Unit Penyelenggara Bandar Udara/UPBU Mozes Kilangin Timika serta perusahaan pemilik pesawat yang hilang kontak tersebut yaitu PT Carpediem Air telah berkoordinasi untuk menentukan titik utama dalam pencarian pada Jumat (20/9).

Sasaran pencarian pada Jumat (20/9), katanya, yaitu dipusatkan pada koordinat 04 derajat 10.65 menit lintang selatan dan 137 derajat 24.48 menit bujur timur.

"Lokasi itu tepatnya pada jarak 37,5 notical mile pada arah 56 derajat dari Timika. Titik ini terbaca pada spider track yang ada di pabrik pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC buatan Kanada maupun yang ada di maskapai. Dari titik ini diperkirakan jarak 5 mile lintasan pesawat ke depan. Di situlah terjadinya kecelakaan atau hilang kontaknya pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC," katanya.

Titik yang diduga menjadi area hilang kontaknya pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC itu diduga kuat berada pada ketinggian sekitar 14.200 kaki di atas permukaan laut (mdpl).

"Di tebing itulah yang esok menjadi titik pencarian utama," kata Sugeng Sugiharto.

Terkait insiden hilang kontaknya pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC milik PT Carpediem Air tersebut, sejak Rabu (18/9) telah dibuka Posko SAR bertempat di Kantor UPBU Mozes Kilangin Timika.

Pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC dinyatakan hilang kontak dalam penerbangan dari Timika menuju Ilaga, Kabupaten Puncak pada Rabu (18/9) pukul 10.56 WIT.

Pesawat tersebut dikemudikan Kapten Pilot Dasep Ishak dengan Copilot Yudra Tetuko dan mekanik Ujang Suhendar membawa serta seorang penumpang yaitu Bharada Hadi Utomo yang merupakan anggota Brimob.

Pesawat naas tersebut diketahui mengangkut beras Bulog dari Timika ke Ilaga dengan kapasitas muatan mencapai 1.700 kilogram.

Baca juga: TNI AU bantu pencarian pesawat hilang di Papua

Baca juga: Pesawat hilang kontak di Papua belum ditemukan

Baca juga: Pencarian pesawat twin otter tujuan Ilaga mulai dilakukan

 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019