"Kita sudah bisa membuat robot yang dapat dimanfaatkan tunanetra untuk membaca nominal uang. Kita juga sudah bisa membuat robot yang dapat membantu membersihkan dermaga dan menumbuhkan terumbu karang, tapi karena terkendala dana, bagian-bagian robot-
Jakarta (ANTARA) - Pegiat robotika di Indonesia membutuhkan dukungan lebih besar dari berbagai pihak sehingga bisa mengembangkan dunia robotika jauh lebih maju lagi.

"Dukungan saat ini memang sudah ada, tetapi lebih banyak untuk lomba, bukan untuk pengembangan," kata Ketua Panitia ASEAN Robotic Day 2019 sekaligus pegiat robotika Muhammad Syahravi Hatta di SMAN 28 Jakarta, Jumat.

Syahravi mengatakan peminat robotika di Indonesia sebenarnya cukup banyak. Potensi mereka untuk bisa menang di perlombaan nasional dan internasional juga sangat besar.

Namun, sebagian besar dari pegiat robotika tersebut mengaku kekurangan dana, sementara harga barang atau bagian yang dibutuhkan untuk membuat robot sangat mahal dan sulit ditemukan di dalam negeri.

Selain itu, mereka juga mengaku kurang difasilitasi dan sering dipersulit dalam perizinan dan lain-lain. "Untuk kualitas kerapihan dan teknologi robot, Indonesia jauh tertinggal dibandingkan Malaysia," katanya.

Baca juga: ASEAN Robotic Day sebagai penguatan daya saing pegiat robotika

Baca juga: Robot-robot beradu dalam ASEAN Robotic Day 2019


Terlebih lagi dibandingkan dengan Korea Selatan yang sudah dibiayai langsung oleh pemerintah dan mendapat dukungan penuh dari sekolah.

"Kita kebanyakan masih menggunakan kayu, tripleks yang dilem. Kalau dari Korea, mereka sudah full besi yang dipotong dengan laser jadi presisinya pas," katanya.

Jadi, dukungan dalam pengembangan robotika di Indonesia saat ini sangat diperlukan sehingga bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain.

Sementara itu, untuk menyelenggarakan ASEAN Robotic Day 2019, Syahravi mengatakan panitia dari Robotic 28 mendapatkan bantuan dari banyak pihak seperti unit kesenian, bioskop, klub fotografi dan juga forum informasi dan jurnalis.

Robotic 28 juga mendapatkan bantuan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berupa penyediaan panggung, perlengkapan, tenda dan lain.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan bantuan kemudahan surat menyurat, sementara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan bantuan berupa piala.

Namun demikian, ia tetap berharap pemerintah dan pihak lain bisa memberikan bantuan lebih besar lagi dalam pengembangan robotika sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk masyarakat luas.

"Kita sudah bisa membuat robot yang dapat dimanfaatkan tunanetra untuk membaca nominal uang. Kita juga sudah bisa membuat robot yang dapat membantu membersihkan dermaga dan menumbuhkan terumbu karang, tapi karena terkendala dana, bagian-bagian robot-robot itu dibongkar dan dijual untuk keperluan pengembangan lain," katanya.*

Baca juga: Bekraf dorong kurikulum koding ditanamkan sejak sekolah dasar

Baca juga: Kemendikbud: Asean robotic cikal bakal masa depan penerus bangsa

Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019