Pangkalpinang (ANTARA News) - Kepala Arsip Nasional, Djoko Utomo, menilai sebagian pemerintah daerah (pemda), masih menganggap arsip sebagai barang rongsokan yang tidak ada gunanya sehingga mengabaikannya. "Paradigma berpikir semacam itu yang harus segera diubah, karena arsip yang berisi data-data penting dalam berbagai bidang justru sangat mendukung keberhasilan program pembangunan," ujarnya di Pangkalpinang, Sabtu. Penilaian itu dikemukakannya usai memberikan paparan pada seminar arsip di Kota Pangkalpinang yang bertujuan meningkatkan apresiasi semua pihak terutama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terhadap masalah kearsipan. Menurut dia, demikian pentingnya peran arsip dalam mendukung pembangunan, masing-masing pemerintah daerah di seluruh Indonesia seharusnya mampu mengelola dan memanfaatkan peran arsip secara baik. Untuk tingkat pusat, katanya, Arsip Nasional Republik Indonesia telah membangun hubungan kerjasama dengan Belanda dalam upaya melengkapi arsip-arsip nasional yang tersimpan di negeri itu. "Kami harapkan di tingkat daerah juga perlu membangun hubungan kerjasama dengan berbagai pihak dalam melengkapi arsip agar peran arsip benar-benar dapat dirasakan," ujarnya. Sembilan mobil Djoko menyatakan, dalam rangka mendukung pengelolaan arsip di daerah, pihak Arsip Nasional akan menempatkan sembilan unit mobil sadar arsip di sembilan provinsi, dalam upaya mendukung pengelolaan dan pengamanan arsip daerah. "Mobilnya sudah ada tinggal membagikan dalam tahun ini kepada yang berhak yaitu Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Papua, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Barat," ujarnya. Ia menjelaskan, pemberian sembilan unit mobil sadar arsip merupakan tahap pertama dan tidak tertutup kemungkinan akan digulirkan tahap kedua pada 2009 bagi daerah yang dinilai layak menerima bantuan itu. "Mobil sadar arsip itu bisa digunakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dalam mendukung kegiatan sosialisasi terkait pengelolaan dan peningkatan kesadaran semua pihak terhadap peran arsip dalam pembangunan," ujarnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008