Kejadian gempa susulan setelah gempa utama adalah hal yang normal
Manado (ANTARA) - Lempeng Laut Maluku yang menjadi pusat gempa Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara dengan magnitudo 7,1 ditekan lempeng lainnya dari dua sisi, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward H Mengko.

"Dari arah timur ditekan oleh Lempeng Halmahera, sementara dari arah barat ditekan oleh Lempeng Sangihe dan Lempeng Laut Sulawesi," sebut Edward di Manado, Senin.

Lempeng Laut Maluku kemudian mensubduksi (menujam ke bawah) kedua lempeng laut itu.

Baca juga: Gempa Jailolo-Malut dimutakhirkan magnitudonya jadi 7,1


Akumulasi tekanan lempeng dari dua sisi itu menyebabkan batuan pecah dan energi akibat tekanan yang terakumulasi dilepaskan dalam bentuk gempa, ujarnya.

"Ketika terlepas energi yang cukup besar dalam bentuk gempa bumi, kejadian berikutnya lempeng-lempeng itu terus melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi susulan agar batuan di sekitaran pusat gempa bisa mencapai kestabilannya," ujarnya.

Kestabilan bukan berarti gempa betul-betul berhenti, karena secara alamiah lempengan tektonik masih terus bergerak, tetapi setidaknya ada periode normal dimana frekuensi kejadian gempa bumi akhirnya jauh menurun, menjadi normal seperti sebelum kejadian gempa utama.

"Kejadian gempa bumi susulan setelah gempa bumi dengan kekuatan signifikan adalah hal yang normal," sebutnya.

Baca juga: Jailolo diguncang tiga kali gempa dalam waktu hampir 30 menit


Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan gempa yang berpusat di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara yang sebelumnya tercatat dengan magnitudo 7,4 menjadi 7,1.

Gempa yang terjadi Kamis (14/11) pukul 23:17:43 WIB tersebut terjadi di lokasi 1.67 LU, 126.39 BT atau kira-kira 137 kilometer Barat Laut Jailolo-Maluku Utara pada kedalaman 73 kilometer.

Pascagempa utama itu, BMKG telah merekam sebanyak 288 gempa susulan, 11 gempa di antaranya dirasakan, gempa susulan terkecil bermagnitudo 2,6, sementara terbesar bermagnitudo 6,1.* 


 Baca juga: BMKG catat 159 kali gempa susulan Jailolo-Malut
 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019