Jakarta (ANTARA) - Bekatul bukanlah sekadar makanan ayam, unggas, sapi, kerbau, kambing, kelinci, marmut, kuda. Artis ternama sekelas Olga Lydia menggemari bekatul sebagai menu sarapan. Benarkah bekatul berkhasiat?

Bekatul merupakan lapisan terluar beras yang terlepas ketika proses penggilingan gabah dan berwarna coklat muda atau krem. Di pelbagai belahan bumi, bekatul memiliki berbagai nama. Misalnya Oryza sativa, rice bran, cereal fiber, stabilized rice bran, riz de son, huile de son de riz, salvado de arroz, fibre alimentaire, son de riz brun.

Bekatul bila disimpan di dalam stoples paling lama bertahan sebulan. Jika disangrai dahulu sebelumnya, maka akan bertahan lebih lama. Cara terbaik adalah menyimpannya di dalam freezer. Sebelum dikonsumsi, boleh disangrai terlebih dahulu, atau cukup diseduh dengan air hangat.

Di dalam bekatul dan produk olahannya, terkandung pelbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Misalnya karbohidrat (84,36 persen), protein (8,77 persen atau 1,6-1,9 PER), lemak (1,09 persen, sumber lain: 16-22 persen), serat (1,69 persen), air (2,49 persen), abu (1,60 persen), kalori (382,32 kal), asam lemak (oleat dan linolenat), thiamin (78 persen), riboflavin (47 persen), niasin (67 persen), selulosa (8,7–11,4 persen), hemiselulosa (9,6-12,8 persen), betaglukan, polisakarida, oryzanol, asam ferulat, tokoferol, vitamin B15 (200 mg/100 gram bekatul).

Bekatul kaya akan mineral, seperti zat besi, seng, kalium, kalsium, natrium, mangaan, aluminium, magnesium, silikon, fosfor, klor.

Selain itu, bekatul juga mengandung pelbagai mikronutrien. Misalnya fitosterol, tokoferol, tokotrienol, orizanol, 20 persen minyak dan 15 persen protein, serta 50 persen serat diet karbohidrat (sebagian besar zat tepung) seperti pektin, beta-glukan, dan gum.

Baca juga: Bagelen bekatul juarai lomba kreasi oleh-oleh

Baca juga: Tim peneliti IPB ciptakan mesin pengawet bekatul

 
dr Dito Anurogo MSc (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)



Antioksidan

Komponen minor bekatul antara lain: gamma oryzanol, fitosterol, dan pelbagai konjugat fitosterol yang terbukti memiliki kandungan antioksidan melawan radikal bebas. Ester asam ferulat dari gamma oryzanol diketahui sebagai antioksidan kuat yang stabil pada suhu tinggi.

Berbagai studi menunjukkan bahwa uji tube gamma oryzanol empat kali lebih efektif daripada vitamin E dalam menghambat oksidasi seluler. Bila dibandingkan dengan empat komponen vitamin E (alfa-tokoferol, beta-tokoferol, alfa-tokotrienol, dan beta-tokotrienol), komponen-komponen gamma oryzanol menunjukkan kapasitas antioksidan yang lebih tinggi.

Semua faktor ini mendukung pengembangan bekatul sebagai nutraceuticals di masa mendatang, yang berkhasiat menurunkan kolesterol, memiliki aktivitas antitumor, dan baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskular).

Riset juga berhasil menunjukkan bahwa gamma oryzanol pada bekatul terbukti memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi daripada tokoferol. Gamma oryzanol terdiri dari ester-ester asam ferulat dari sterol dan alkohol triterpen. Ester-ester asam ferulat itu berupa beta-sitosterol, kampesterol, stigmasterol.

Adapun alkohol triterpen berupa sikloartenol, sikloartanol, 24-metilenesikloartanol, dan siklobranol. Karena memiliki aksi antioksidan, pelbagai zat tersebut memperoleh perhatian di dunia riset dan akademis sebagai food additive. Sebagian ilmuwan menjulukinya sebagai inhibitor oksidasi di dalam daftar food additive.

Fitosterol telah diakui para ahli sebagai agen penurun kolesterol sejak tahun 1950-an. Beragam riset telah dilakukan berfokus pada aksi beta-sitosterol dan sitostanol dalam mengurangi LDL dan kadar kolesterol yang bersirkulasi.

Hasilnya mengindikasikan bahwa agen ini bersifat hipolipidemik dalam kasus hiperkolesterolemia ringan dengan mengubah metabolisme lemak, seperti mengurangi acetyl Co-A carboxylase liver dan pelbagai aktivitas asam malat.

Baca juga: Benarkah selain lezat, cokelat juga berkhasiat?

Baca juga: Dispepsia, simfoni lambung sebabkan limbung



Khasiat bekatul

Kandungan mineral pada bekatul secara umum berkhasiat untuk pertumbuhan sel dan sintesis protein, untuk mencegah berbagai penyakit seperti epilepsi, anemia, obesitas (kegemukan), gangguan mental, terbentuknya batu ginjal, batu empedu, serta untuk mengurangi tingkat stres (fisik dan mental), risiko serangan jantung mendadak, menurunkan tekanan darah.

Selain itu, bekatul juga berkhasiat untuk meningkatkan konsentrasi dan kekebalan tubuh. Kandungan serat pada bekatul juga bermanfaat untuk mengurangi risiko mortalitas akibat penyakit jantung koroner dengan cara menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol di aliran darah, dan memperbaiki sensitivitas insulin.

Manfaat bekatul juga ditemukan dari kandungan vitamin B15 (pangamic acid), yang berkhasiat meningkatkan kerja (kontraksi) otot jantung; memperbanyak suplai oksigen ke jaringan, otot jantung, dan otak sehingga mencegah hipoksia (kekurangan oksigen); meningkatkan keratin dan glikogen di dalam hati dan otot; meningkatkan stamina tubuh; meningkatkan metabolisme protein di otot dan jantung; memperbaiki fungsi hati pada penderita sirosis hepatis; meredakan gejala subjektif penyakit jantung koroner; mengobati serta menghentikan kecanduan alkohol dan obat-obat terlarang.

Vitamin B15, yang pertama kali diisolasi oleh Ernest Krebs dari biji aprikot pada tahun 1951 ini, juga dapat mengobati berbagai penyakit dan gangguan fungsi tubuh seperti: asma bronkial, arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), serangan jantung, hiperkolesterolemia (meningkatnya kadar kolesterol di dalam darah), hipertensi, diabetes melitus (DM, kencing manis), penyakit hati, kanker, skizofrenia (kanker jiwa).

Terkait dengan DM, peranan bekatul di dalam menstimulasi sel-sel Langerhans di dalam pankreas untuk memproduksi insulin masih memerlukan riset lanjutan.

Di bidang produksi pangan, suplementasi dengan bekatul telah dilakukan pada pengolahan biskuit, kue, dan sebagainya. Selain itu, hasil ekstraksi bekatul berupa minyak bekatul murni juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetika, minyak goreng, pengganti insektisida, untuk bahan pengolahan pada industri tekstil dan kulit.

Di Jepang, bekatul dan minyak bekatul digunakan sebagai terapi kecantikan alamiah. Selain karena kandungan antioksidannya, (yaitu gamma oryzanol) yang berpengaruh di dalam perkembangan pigmen (zat warna) kulit, kadar asam oleatnya yang tinggi pun aman untuk kulit.

Baca juga: Dunia "disparenia", simulakra sanggama

Baca juga: Sang Penakluk epilepsi itu bernama sel punca dan terapi gen



Dosis tepat

Dosis bekatul yang disarankan untuk dikonsumsi penderita di masa pengobatan, pemulihan, atau di masa penyembuhan sebaiknya tidak melebihi 100-300 gram per hari. Gangguan kesehatan yang lebih ringan dapat diatasi dengan bekatul sebanyak 30 gram per hari.

Menurut riset, rutin mengonsumsi bekatul dengan dosis 2 x sehari @ 10 gram selama 1-3 tahun dapat menurunkan asam urat. Untuk orang berusia lebih dari 40 tahun, sebaiknya tidak melebihi 30-40 gram per hari. Bila sekadar untuk menjaga stamina tubuh, maka cukup 60-100 gram per hari.

Untuk penderita kista ovarium yang belum mendapat obat dari dokter kandungan atau sedang menunggu dioperasi, dapat mencoba bekatul 3x1 sendok makan per hari. Untuk penderita diabetes melitus, dapat menambahkan diet bekatul 3x1 sdm per hari sebagai pelengkap obat dokter (misalnya glibenclamid).

Untuk menurunkan kolesterol tinggi, Anda perlu mengonsumsi 12-84 gram bekatul setiap hari atau 4,8 gram minyak bekatul setiap hari. Untuk mengurangi risiko terkena batu ginjal, maka Anda cukup mengonsumsi 10 gram bekatul dua kali sehari selama 3-5 tahun.

Yang perlu Anda perhatikan, bekatul kaya akan serat alami. Serat dapat menurunkan tingkat keterserapan obat oleh tubuh. Mengonsumsi bekatul bersamaan obat yang diresepkan dokter dapat mengurangi efektivitas terapi. Untuk mencegah interaksi ini, konsumsilah bekatul setidaknya satu jam setelah minum obat yang dianjurkan dokter.

Baca juga: Memberantas penyakit kaki gajah

Baca juga: Menaklukkan stroke dengan terapi sel punca



Efek samping

Efek samping mengkonsumsi bekatul hampir tidak ada. Bila ada, ringan dan amat jarang dijumpai, seperti diare (mencret) dan sedikit mual pada hari–hari pertama mengkonsumsi bekatul.

Untuk menambahkan citarasa dan tidak enek, bekatul dapat disajikan sebagai sarapan, seperti sereal atau bisa dicampur dengan susu, cokelat, sup, bubur kacang hijau, bubur havermouth, air gula kelapa, teh, roti, gula merah, gula putih, gula obat, santan kelapa.

Bagi sebagian penderita maag, bekatul menimbulkan rasa mual. Solusinya, konsumsilah bekatul perlahan-lahan, sedikit-sedikit, dan jangan dibuat kental. Mencampur bekatul dengan agar-agar diperbolehkan.

Pentingnya bekatul bagi kesehatan membuat masyarakat di Belanda menambahkan zemelen (dedak gandum) sebanyak dua sendok makan per hari dalam menu makanan mereka sehari-hari.

Di Jepang, bekatul (nuka) juga digunakan di dalam jamuan Tsukemono; dan di kota Kitakyushu, bekatul yang dikenal sebagai Jinda, digunakan untuk merebus ikan sarden.

Di Rumania, bekatul dari gandum yang telah difermentasikan biasa digunakan saat menyiapkan borscht, semacam sup asam. Bekatul, benar terbukti khasiatnya mantab betul. Anda bersedia membuktikan khasiatnya? Silakan saja.

*) dr Dito Anurogo MSc adalah dosen FKIK Unismuh Makassar, penulis puluhan buku, instruktur literasi baca-tulis tingkat nasional 2019, Director networking IMA Makassar, pengurus Asosiasi Sel Punca Indonesia, dokter literasi digital, penulis puluhan buku, kepala LP3AI ADPERTISI, pengurus FLP Makassar Sulsel, pengurus APKKM, inisiator Indonesia Menulis (Writenesia), dewan penasihat Sci.id dan Menusa

Baca juga: Memahami syok jantung

Baca juga: Strategi sukses menghilangkan herpes
 

Copyright © ANTARA 2019