Makassar (ANTARA) - Warga digegerkan dengan suara ledakan berasal dari kantor Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Pare-pare, Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa.

Akibat ledakan tersebut kaca jendela di ruang kantor penegak hukum itu pecah berhamburan ke lantai. Dugaan sementara dari informasi diperoleh karena sisa detonator yang sudah dimusnahkan.

Ledakan diperkirakan terjadi pukul 15.00 WITA. Dugaan sementara pengaruh bahan peledak atau detonator nelayan (bom ikan) yang beberapa tahun lalu dimusnahkan dengan cara ditimbun di halaman bagian belakang kantor Kejari setempat.

Salah seorang mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) Pare-pare yang berada di sekitaran lokasi kejadian, Irfan (21) menuturkan, saat itu kaget mendengar suara keras mirip ledakan ketika berada di sekretariat kampusnya.

"Tadi saya dengar suara ledakan keras, kebetulan lagi duduk di Sekretariat yang berdekatan dengan kantor Kejari. Saya kira itu petir, tapi orang bilang ledakan di kantor Kejari, lalu kami beramai-ramai ke sana," tuturnya.

Usai terjadi ledakan, warga setempat langsung memenuhi lokasi kejadian, polisi dan pemadam kebakaran pun diturunkan untuk mengamankan lokasi termasuk memasang garis polisi agar Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak diacak-acak warga.

Hingga saat ini lokasi sementara disterilkan dan dijaga ketat oleh aparat keamanan TNI dan Polri. Tim Gegana penjinak bom Polda Sulsel saat tiba di lokasi terlihat melakukan penyisiran dan pengamanan lokasi ledakan.

Kapolres Pare-pare AKBP Budi Susanto kepada wartawan di lokasi kejadian menuturkan, untuk kasus ini sementara menunggu hasil indentifikasi tim Gegana Polda Sulsel.

"Untuk sementara kita masih menunggu identifikasi dari Gegana, karena hanya tim gegana yang bisa menyimpulkan ledakan ini berasal dari apa, lokasi pun sudah kita beri garis polisi untuk mensterilkan lokasi," tutur Budi.

Baca juga: Pemilik rumah kos yang meledak di Makassar serahkan diri

Baca juga: Polres Sumenep periksa saksi ledakan barang bukti bom ikan di Giligenting

Baca juga: Polri: kasus di Pasuruan merupakan ledakan bom ikan

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019