Kami persilakan mahasiswa NUS datang ke Jawa Timur menikmati objek wisata yang ada di Jatim. Direct flight dari Singapura ke Surabaya atau sebaliknya sudah ada
Surabaya (ANTARA) - Calon Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur periode 2019-2024, Jamhadi menyebut Provinsi Jawa Timur memiliki banyak potensi ekonomi dan objek pariwisata yang banyak dikunjungi turis asing.

"Jawa Timur memiliki sarana dan infrastruktur dalam mendukung keberadaan pariwisata dan produktivitas penduduknya," kata Jamhadi yang juga Direktur Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Institute Jawa Timur di bawah kepemimpinan La Nyalla Mattaliti di Surabaya, Rabu.

Beberapa objek wisata di Jatim itu di antaranya Gunung Bromo, Gunung Ijen, wisata pantai di Banyuwangi, di Pacitan, dan wisata pantai di Probolinggo. Ada pula wisata religi, wisata belanja hingga wisata budaya seperti Trowulan di Mojokerto, ziarah Wali Songo di Surabaya, Tuban, Gresik.

Menurut Jamhadi, potensi ekonomi dan objek pariwisata di Jatim ini sempat disampaikan kepada lima mahasiswa dan mahasiswi Lee Kuan Yew, School of Public Policy, National University of Singapore (NUS) saat mendatangi Kadin Institute Jatim di Surabaya, Selasa (3/12).

Kehadiran para mahasiswa NUS tersebut dalam rangka belajar dan mengetahui lebih lanjut tentang produktivitas, pariwisata, dan entrepreneur di Jawa Timur. Mereka juga ingin tahu lebih banyak bagaimana Jawa Timur memiliki sarana dan infrastruktur dalam mendukung keberadaan pariwisata dan produktivitas penduduknya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Jamhadi menyebutkan, jumlah turis asing atau wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada Oktober 2019 naik sebesar 2,09 persen dibandingkan September, yaitu dari 20.719 kunjungan menjadi 21.152 kunjungan.

Wisman terbanyak pada Oktober berkebangsaan Malaysia yang mencapai 5.661 kunjungan atau naik 5,95 persen, diikuti kebangsaan Singapura dengan 2.362 kunjungan atau turun 6,82 persen, dan kebangsaan China sebanyak 2.284 kunjungan atau turun sebesar 2,31 persen dibandingkan September 2019.

"Kami persilakan mahasiswa NUS datang ke Jawa Timur menikmati objek wisata yang ada di Jatim. Direct flight dari Singapura ke Surabaya atau sebaliknya sudah ada," kata Jamhadi yang akan mengikuti Musda Kadin Jatim pada 18 Desember 2018, di mana pelaksanaan musda tersebut melibatkan Kadin kabupaten/kota dan asosiasi terkait di se-Jawa Timur.

Selain mengajak mahasiswa NUS berkunjung ke Jatim, Jamhadi juga mempromosikan beragam produk dari Jawa Timur, di antaranya batik, produk kerajinan, alat musik, sepatu, dan banyak lagi.

Produk-produk dari Jawa Timur tersebut diekspor ke berbagai negara termasuk Singapura. Sebab, Jatim telah menjalin hubungan dagang dengan beberapa negara melalui FTA, EPA, trade expo dan misi dagang.

Jamhadi juga menyebutkan, ada beberapa investor asing yang menanamkan modalnya di Jawa Timur. Dari data yang disebutkan, pada semester I 2019, total investasi di Jatim mencapai Rp32,05 triliun, terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) Rp6,55 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp25,50 triliun.

Lima investor tertinggi yang berinvestasi ialah Singapura sebesar USD 4,298 miliar, Jepang sebesar USD 1,628 miliar, Inggris sebesar USD 771,92 juta, Belanda sebesar USD 496,9 juta, Malaysia sebesar USD 496,3 juta.

Sektor terbanyak yang jadi incaran investasi ialah listrik, gas, air 36,33 persen, lalu industri makanan 29,38 persen, industri kimia dasar, barang kimia, farmasi 20,66 persen, industri logam, barang dari logam, mesin, elektronik 15,99 persen, dan transportasi, gudang, telekomunikasi 11,58 persen.

"Harapan kami, masuknya investasi bisa diiringi meningkatkan jumlah entrepeneur. Saat ini, jumlah entrepeneur Indonesia masih jauh dari harapan. Contohnya USA jumlah entrepeneurnya 12 persen dari jumlah penduduknya, Jepang 10 persen, Malaysia 5 persen, Singapura 7 persen, Indonesia hanya 3,1 persen," kata Jamhadi.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya menunggu adanya kerja sama antara Kadin Institute dengan National University of Singapore dalam bidang entrepeneur dan peningkatan produktivitas serta riset.

"Dimungkin ada per tukaran pelajar entrepreneur antara NUS dengan Kadin Institut," ujar Jamhadi.

Baca juga: Kadin Jatim dorong pembentukan sentra industri di pintu tol Singosari

Baca juga: Mahasiswa tidak perlu takut bersaing di era 4.0

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019