Jakarta (ANTARA) - Perusahaan asuransi jiwa, PT FWD Life Indonesia, menyatakan terus komitmen secara berkelanjutan untuk membantu pemerintah dalam upaya menyelamatkan lingkungan melalui pengurangan penggunaan kertas di perusahaan itu.

"Sebenarnya ini sudah menjadi kewajiban kita dan juga regulasi pemerintah di Indonesia sangat fokus terhadap lingkungan. Tentunya kita harus mengambil peran aktif terutama di sektor keuangan asuransi," kata Director and Chief of Proposition and Sharia Officer FWD Life Ade Bungsu pada konferensi pers FWD go green di Jakarta, Rabu.

Konsep go green sebetulnya bukan hal yang baru bagi perusahaan tersebut, karena sejak berdiri enam tahun silam telah dicanangkan proses penjualan hingga penerbitan polis tanpa menggunakan kertas.

Hal itu, ujar dia, didasari upaya penyelamatan lingkungan dari segi pengurangan penggunaan kertas di dalam perusahaan tanpa pengecualian. Sebab, semakin tinggi penggunaan kertas maka semakin banyak pula pohon yang ditebang.

"Bahkan polis yang kita cetak itu bukan lagi dalam bentuk buku tetapi elektronik polis," ujar dia.

Baca juga: WWF Indonesia-FWD Life kerja sama selamatkan lingkungan
Baca juga: Menkeu dorong aktuaris beradaptasi dengan "big data"


Lebih jauh, FWD Indonesia juga bekerja sama dengan Yayasan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia dalam upaya penyelamatan lingkungan salah satunya dengan menanam pohon hasil penghematan biaya peralihan polis buku ke polis elektronik.

Hasil penghematan biaya peralihan polis berupa buku ke polis elektronik akan digunakan untuk menanam pohon di Sumatera tepatnya di Provinsi Jambi.

"Jadi ada 17 juta polis yang sudah diterbitkan, bisa kita bayangkan kalau itu bentuknya berupa kertas dan berapa pohon yang sudah ditebang," ujarnya.

Baca juga: AAJI sebut penurunan agen berlisensi tidak pengaruhi akuisisi nasabah
Baca juga: Soal iuran BPJS, AAJI: Premi asuransi kesehatan memang tidak murah


Sebagai salah satu negara paru-paru dunia, Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian hutan yaitu dengan mengurangi penebangan pohon.

Sementara itu, Direktur Human Capital and Legal WWF Indonesia Apin Aviyan mengatakan penerapan elektronik polis tersebut bisa berdampak pada kelestarian hutan di Tanah Air.

Secara umum, WWF Indonesia melihat program penyelamatan hutan melalui e-policy cukup baik diterapkan. Karena, secara tidak langsung setiap individu turut menjadi kontributor program "My baby tree" serta dianggap telah ikut andil menanam pohon.

Baca juga: Riau minta personel Satgas Karhutla dapat asuransi jiwa
Baca juga: Taspen serahkan manfaat THT kepada mantan Jaksa Agung

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019