Saat ini arus lalu lintas dari Lubukbasung menuju Bukittinggi sudah kembali normal
Lubukbasung, (ANTARA) - Angin kencang yang melanda Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat menumbangkan pohon di dua lokasi di jalur Kelok 44 pada Kamis pagi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Syafrizal di Lubukbasung, Kamis, mengatakan lokasi pertama pohon tumbang di Kelok 27 Jorong Kuok Tigo Koto, Nagari Matua Mudiak, Kecamatan Matur, sekitar pukul 06.30 WIB.

Lokasi kedua pohon tumbang di Kelok 17 Jorong Pasa Maninjau, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjungrayaterjadi, sekitar pukul 08.18 WIB.

"Jalan tersebut sudah bisa dilalui kendaraan dengan sistem buka tutup, sehingga terjadi kemacetan," katanya.

Baca juga: Warga Kebon Jeruk padamkan kabel udara terbakar akibat pohon tumbang

Untuk menyingkirkan pohon tumbang dari jalur tersebut, BPBD Kabupaten Agam mengerahkan anggota satgas dan tim reaksi cepat. Mereka menggunakan mesin pemotong kayu untuk membuka akses jalan tersebut.

Selain itu, BPBD setepat juga melibatkan anggota Kodim 0304/Agam, Polres Agam, Satpol PP Damkar Agam, pemerintah kecamatan, pemerintah nagari, dan masyarakat setempat.

Ia menyebut dengan kekuatan penuh, upaya menyingkirkan pohon yang tumbang dari badan jalan di Kelok 27 selesai pada pukul 08.20 WIB, sedangkan di Kelok 17 pukul 08.47 WIB.

"Saat ini arus lalu lintas dari Lubukbasung menuju Bukittinggi sudah kembali normal," katanya.

Angin kencang di daerah itu juga mengakibatkan rumah milik Kaniska (32), warga Jorong Pasar Maninjau, Kecamatan Tanjungraya rusak di bagian atap, sedangkan korban mengalami kerugian sekitar Rp25 juta.

Ia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat angin kencang melanda daerah itu, agar tidak menjadi korban.

Baca juga: Puluhan pohon di Kudus tumbang akibat angin kencang
Baca juga: Dua orang tewas akibat tertimpa pohon tumbang
Baca juga: Pohon tumbang macetkan lalin 6,5 km di jalan by pass Manado-Bitung

 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019