Belfast (ANTARA) - Wakil ketua Partai Kesatuan Demokratik (DUP) Nigel Dodds kehilangan kursinya di parlemen Inggris pada Jumat sehingga meningkatkan peluang bagi Irlandia Utara untuk pertama kalinya memilih lebih banyak tokoh nasionalis Irlandia daripada yang prokesatuan Inggris.  
 
Hasil pemilihan, yang akan menjadi pertama kalinya sejak pemecahan Irlandia pada 1921 itu, bisa memperkuat desakan dari kalangan nasionalis agar pemilihan dilakukan secara terpisah Britania Raya. 

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sudah siap menggaungkan kemenangan di seluruh kalangan pendukung kesatuan Britania Raya. 

Dengan pencapaian 12 dari 18 kursi, DUP tampaknya akan tetap menjadi partai terbesar tetapi bisa memperoleh lebih sedikit kursi daripada Sinn Fein dan SDLP yang pro-Irlandia. Alliance Party, yang lintas masyarakat, juga merebut satu kursi sehingga menambah mayoritas anggota parlemen yang anti-Brexit. 

Dodds telah menjadi pialang kekuasaan selama pembicaraan Brexit ketika DUP menopang pemerintahan Partai Konservatif minoritas setelah pemilihan terakhir. 

Kekalahannya makin menodai partai tersebut, yang mengatakan bahwa para pendukung kesatuan dikhianati oleh kesepakatan yang akhirnya dibuat Boris Johnson untuk meninggalkan Uni Eropa. 

Baca juga: Irlandia siapkan mental hadapi 'Brexit' yang tanpa kesepakatan

Dodds digulingkan oleh John Finucane, putra salah satu korban paling terkenal dari 30 tahun pertumpahan darah sektarian, yang sebagian besar diakhiri dengan perjanjian damai tahun 1998. Dia adalah anggota parlemen pertama dari Sinn Fein yang kembali ke daerah pemilihan di Belfast Utara yang pro-Inggris.
 
Finucane dibantu oleh perjanjian antara Sinn Fein dan SDLP. Kedua partai itu menginginkan Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa (EU).

Sinn Fein dan SDLP sudah setuju untuk tidak bersaing di beberapa daerah guna menghindarkan suara yang masih tersisa menjadi terpecah. 

Sebesar 56 persen pemilih di Irlandia Utara menginginkan Inggris tetap menjadi anggota EU sementara 44 persen menolak. 

"Belfast Utara menolak Brexit. Belfast Utara ingin tetap di sana. Belfast Utara ingin mempertahankan tempatnya di EU," kata Finucane, yang memberi penghormatan kepada ayahnya, Pat, yang ditembak mati di depan keluarganya oleh kelompok militan loyalis pro-Inggris pada 1989.

Baca juga: Irlandia katakan Inggris belum berikan proposal Brexit yang kredibel 

Brexit telah menimbulkan keraguan apakah Britania Raya bisa tetap bersatu. Sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa Partai Nasional Skotlandia, yang juga menentang Brexit, akan memenangi 55 dari 59 kursi di Skotlandia. Keadaan itu menggambarkan ada tuntutan agar pemungutan suara kedua kalinya soal kemerdekaan diadakan.   

Rekan satu partai Dodds di majelis Irlandia Utara, Edwin Poots, mengatakan kekalahan wakil pemimpin itu "sangat merusak ideologi kesatuan".

"Pada akhirnya jika kita akan melindungi kesatuan, meningkatkan kesatuan dan mengamankan kesatuan, maka kita harus meminta orang-orang untuk memilih kalangan yang beraliran kesatuan," kata Poots kepada BBC Irlandia Utara. 

Sumber: Reuters 

Baca juga: EU setuju Brexit diundur sampai 31 Januari 2020

Baca juga: Dubes Jenkins sebut Brexit akan tingkatkan hubungan Inggris-Indonesia

 

Kerajaan Inggris sumbang 60 miliar dana kemanusiaan untuk Indonesia

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019