Ambon (ANTARA) - Wilayah Maluku dan sekitarnya menghadapi 5.100 gempa dengan beragam magnitudo menurut hasil monitoring gempa bumi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Ambon sepanjang 2019.

"Jika dibandingkan dengan total gempa bumi tahun 2018 dengan jumlah 1.587 maka aktivitas gempa bumi selama tahun 2019 ini mengalami peningkatan jumlah yang signifikan," Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon Andi Azhar Rusdin di Ambon, Jumat.

Sepanjang 2019, BMKG mendeteksi 5.013 gempa bumi dengan magnitudo kurang dari 5 dan 87 gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 5 di wilayah Maluku dan sekitarnya.

Berdasarkan kedalaman pusat gempanya, selama kurun itu terjadi 4.652 kali gempa bumi dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 km dan 448 gempa bumi menengah dengan kedalaman 60 km lebih.

"Dari total 5.100 kali gempa bumi tercatat, tidak kurang dari 461 gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat," kata Andi.

Peta aktivitas gempa bumi (seismisitas) selama 2019 menunjukkan kluster aktivitas gempa bumi paling aktif ada di wilayah Pulau Ambon dan sekitarnya, Halmahera Selatan, dan Laut Banda bagian selatan.

Sepanjang 2019, BMKG mencatat ada enam kejadian gempa yang menimbulkan kerusakan bangunan di wilayah Maluku dan sekitarnya, termasuk gempa bermagnitudo 5,9 di Aru pada 26 Januari 2019 dan gempa dengan magnitudo 7,4 di Laut Banda pada 24 Juni 2019.

Kerusakan juga terjadi akibat gempa dengan magnitudo 7,2 di Halmahera Selatan pada 14 Juli 2019, gempa bermagnitudo 6,5 yang melanda Kairatu (Pulau Seram Bagian Barat) dan Pulau Ambon pada 26 September 2019, gempa dengan magnitudo 5,2 di Ambon pada 10 Oktober 2019, dan gempa dengan magnitudo 5,1 di Ambon pada 12 November 2019.

Baca juga:
BPBD Maluku terus sosialisasi tanggap bencana gempa

94 rumah rusak akibat gempa beruntun di Maluku 

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020