Tana Toraja (ANTARA News) - Ratusan warga di Desa Sikuku, Kecamatan Kapala Pitu, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, bergotongroyong berupaya mengevakuasi ratusan jenazah yang terseret material longsor, Senin. Jenazah-jenazah itu berasal dari sebuah kompleks pemakaman leluhur Jemaat Palili Gereja Toraja, yang dihantam aliran lumpur pada Minggu (7/11), akibat hujan deras yang mengguyur Tana Toraja tiga hari terakhir. Menurut Tokoh Masyarakat Desa Sikuku, Anton Layuk, warga sangat kesulitan melakukan evakuasi sebab tebalnya material longsor yang bercampur bebatuan dan potongan-potongan kayu. "Kami masih berusaha mengeluarkan jenazah yang masih tertinggal di pemakaman dan yang terseret lumpur," ujarnya. Menurut kesaksian warga, akibat longsor kompleks pemakaman tersebut hancur dan menyeret jenazah di dalamnya sejauh 50 meter. Warga harus membuka jalur baru menuju kompleks pemakaman yang berjarak 300 meter dari batas Desa Sikuku itu. Anton memperkirakan hal tersebut membuat proses evakuasi sangat terhambat dan akan membutuhkan proses yang sangat lama, terlebih curah hujan yang mendera Tana Toraja sangat tinggi. Ia berharap pemerintah segera turun tangan dengan mengerahkan alat berat untuk membuka jalur baru agar proses evakuasi jenazah berjalan lancar. Longsor yang terjadi di Tana Toraja tersebut juga merusak sara infrastruktur berupa putusnya jalan poros yang menghubungkan tiga kecamatan dengan ibukota kabupaten, Rantepao. Tidak hanya itu, ratusan petak sawah petani juga terendam lumpur dan mengakibatkan sebuah bangunan gereja Protestan ambruk. Sejumlah warga menduga, longsor terjadi akibat maraknya penggundulan hutan yang dilakukan oknum yang tidak bertanggungjawab dalam tahun-tahun terakhir. Sementara, longsor ini merupakan yang kejadian keduakali dalam tiga bulan terakhir.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008