Sejauh ini, kami belum bisa melaksanakan pemeriksaan untuk masyarakat umum. Hal ini dikarenakan alat rapid diagnostic test ​​​​​​​(RDT) untuk mendeteksi COVID-19  terbatas
Gunung Kidul, DIY (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan belum dapat melakukan "rapid test" COVID-19  secara massal karena keterbatasan alat tes cepat itu dan juga tenaga kesehatan (nakes).

"Sejauh ini, kami belum bisa melaksanakan pemeriksaan untuk masyarakat umum. Hal ini dikarenakan alat rapid diagnostic test (RDT) untuk mendeteksi COVID-19  terbatas," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul dr Dewi Irawaty, M.Kes di Gunung Kidul, Rabu.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi DIY belum lama ini mengeluarkan imbauan agar dilakukan pemeriksaan secara massal dengan menggunakan alat RDT di wilayah Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul.

Ia mengatakan hal yang dilakukan Dinkes Gunung Kidul dalam menekan penyebaran COVID-19 di wilayah ini, yakni melakukan "rapid test" pada pendatang dari daerah transmisi lokal, pekerja migran atau TKI, orang dalam pemnatauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang tanpa gejala (OTG).

Selain itu, Dinkes Gunung Kidul penelusuran kontak terus berjalan hingga saat ini. Penelusuran terutama dilakukan pada warga yang berkaitan dengan kasus positif COVID-19, seperti klaster jamaah tabligh dari Jakarta.

"Saat ini, fokus rapid test terhadap klaster-klaster yang ada di DIY, seperti klaster jamaah tabligh dari Jakarta," kata Dewi Irawaty.

Sementara laporan Dinkes Gunung Kidul pada Rabu ini menunjukkan tidak ada peningkatan kasus signifikan. Jumlah positif COVID-19 terdapat 14 kasus secara akumulatif, di mana lima di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Gunung Kidul Immawan Wahyudi juga menyampaikan saat ini pihaknya memaksimalkan model karantina mandiri.

Saat ini, ada tiga desa yang memberikan contoh baik bagaimana karantina yang sungguh-sungguh berbasis kearifan masyarakat.

"Saat ini ada beberapa warga yang reaktif rapid test menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sedangkan sebanyak 12 warga lainnya saat ini menjalani isolasi di RSUD Saptosari," demikian Immawan Wahyudi.
​​​​​​​
Baca juga: Di Gunung Kidul-DIY positif COVID-19 jadi enam, ada warga tak jujur

Baca juga: 11 PDP di Gunung Kidul meninggal dunia

Baca juga: BPBD Gunung Kidul buat 200.000 masker untuk masyarakat

Baca juga: 24 perusahaan rumahkan dan PHK ratusan pekerja di Gunung Kidul

Pewarta: Sutarmi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020