Jakarta (ANTARA) - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyatakan bahwa tingkat hunian rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 di Jakarta menurun meski jumlah kasus infeksi virus corona masih mengalami peningkatan.

"Melihat perkembangan terakhir, rumah sakit rujukan yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan telah mengalami penurunan perawatan pasien yang sangat signifikan," kata Doni, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di di Jakarta, Senin.

Ia mencontohkan bahwa hanya 22 dari 84 atau 26,2 persen tempat tidur pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang terisi, sementara di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Mintohardjo hanya 18 dari 58 tempat tidur pasien yang digunakan.

Selain itu, ia melanjutkan, di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto hanya 65 dari 240 tempat tidur pasien yang terisi, di RSUD Pasar Minggu hanya 13 dari 168 tempat tidur pasien yang digunakan, dan di Rumah Sakit Persahabatan hanya 40 dari 171 tempat tidur pasien yang dipakai.

Di Rumah Sakit Pelni tempat tidur pasien yang digunakan hanya 89 dari 163 yang tersedia, di RSUD Tarakan ada 53 dari 151 tempat tidur pasien yang digunakan, di RSUD Duren Sawit pasien hanya menempati 46 dari 204 tempat tidur yang tersedia, dan di RSPI Sulianti Saroso hanya 26 dari 36 tempat tidur pasien yang terisi.

Sementara itu, di Rumah Sakit Pertamina Jaya tempat tidur pasien yang terisi sebanyak 34 dari 155 yang tersedia, di RSUD Tugu Koja hanya 13 dari 69 tempat tidur pasien yang dipakai, dan di RSUD Cengkareng jumlah tempat tidur pasien yang dipakai 67 dari 154 yang tersedia.

Data tingkat hunian rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Jakarta tersebut, menurut Doni, menunjukkan bahwa jumlah pasien yang sembuh makin banyak dan pasien baru yang membutuhkan perawatan semakin sedikit.

"Kalau ini bisa kita pertahankan, otomatis kita bisa mengurangi beban kemungkinan terjangkit bagi saudara-saudara kita yang sakit berat dan kronis," kata Doni.

Mengenai jumlah kasus COVID-19 yang terus meningkat, Doni mengatakan bahwa hal itu terjadi seiring dengan peningkatan kapasitas pemeriksaan.

"Kalau setiap hari kita lakukan tes dengan jumlah yang banyak maka sangat mungkin yang terkonfirmasi positif juga sangat banyak dan sasaran dari pemeriksaan tersebut adalah yang prioritas ODP (orang dalam pemantauan) dan juga OTG (orang tanpa gejala) serta mereka yang memiliki kontak erat," kata Doni.

Hingga Minggu (11/5) jumlah kumulatif pasien COVID-19 di Indonesia mencapai 14.032 orang, 2.698 orang dinyatakan sudah sembuh dan 973 orang meninggal dunia.

Kasus COVID-19 sudah menyebar di 34 provinsi di Indonesia, paling banyak di DKI Jakarta (5.190), disusul Jawa Timur (1.502), Jawa Barat (1.437), Jawa Tengah (978), Sulawesi Selatan (722), Banten (533), Nusa Tenggara Barat (330), Bali (331), Papua (308), Sumatera Barat (299), Sumatera Selatan (278), dan Kalimantan Selatan (263).

Baca juga:
Pemerintah salurkan Rp22 miliar ke rumah sakit untuk jamin layanan terkait COVID-19
Presiden perintahkan perbaikan sistem rujukan rumah sakit COVID-19

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020