Denpasar (ANTARA) - Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah, meskipun tingkat kesembuhan pasien positif COVID-19 di Pulau Dewata semakin tinggi mencapai 65 persen.

"Jumlah pasien yang sembuh semakin tinggi, namun semua pihak jangan lengah karena peperangan melawan COVID-19 ini masih panjang dan belum diketahui sampai kapan akan berakhir," kata Dewa Indra saat penyerahan 50 ribu masker medis dan APD untuk 18 rumah sakit di berbagai kabupaten/kota di provinsi itu di halaman Kantor Gubernur Bali di Denpasar, Senin.

Dalam kesempatan tersebut, 50 ribu masker medis, APD (baju coverall) sumbangan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional dan madu kele (sumbangan dari Ida Pandita Dukuh Acharya Dhaksa) sebagai salah satu penambah imun tubuh dan komponen penambah energi ini diserahkan kepada tenaga medis.

Baca juga: Didominasi transmisi lokal, kasus positif COVID-19 di Bali tambah 22

Baca juga: Kasus transmisi lokal COVID-19 di Bali 17,33 persen, sebut Gugus Tugas


Penyerahan bantuan logistik berupa masker dari Pemerintah Provinsi Bali dan baju coverall serta madu kele dari Gugus Tugas Nasional ini disaksikan oleh Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar Gou Haodong. Bantuan tersebut akan didistribusikan ke 18 Rumah Sakit Kabupaten/ Kota se-Bali.

Rumah sakit yang menerima bantuan itu, di antaranya adalah RS Sanglah, RSPTN, RSBM, RS Jiwa, RS Tabanan, RS Sanjiwani, RS Buleleng, RS Negara, RS Mangusada, RS Wangaya, RS Bangli, RS Klungkung, RS Karangasem, RS Giri Mas, RS Tangguwisia, RS Gema Santhi, RSU Kubu, RSU Nyitdah.

Sebagian juga akan diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang nantinya akan didistribusikan juga ke 120 Puskesmas yang ada di seluruh wilayah Bali.

Menurut Dewa Made yang juga Sekda Provinsi Bali itu, upaya pencegahan COVID-19 saat ini harus mengalami pergeseran. Pihaknya menerapkan strategi perang awal di semua pintu masuk dengan menambah lapisan ketebalan karena kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI) dan wisatawan.

Baca juga: Polisi akan tindak tegas aksi penolakan terhadap PMI di Bali

Baca juga: Bali siapkan karantina pekerja migran dengan 1.012 tempat tidur


Namun, saat ini Gugus Tugas bersama tenaga medis, Satgas Gotong Royong berbasis desa adat serta semua pihak ikut melawan penyebaran COVID-19 yang terjadi di tengah masyarakat, karena semakin banyaknya kasus transmisi lokal.

"Berbagai upaya dilakukan karena semakin banyaknya transmisi lokal, yakni menggencarkan edukasi untuk terus disiplin menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menyehatkan tubuh dan menjauhi kerumunan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Dewa Indra, pemerintah juga menyoroti isolasi pada komunitas, terutama pada jumlah transmisi lokal yang cukup tinggi serta membatasi kegiatan atau aktivitas masyarakat.

Untuk tetap memberikan layanan dengan jumlah alat pelindung diri, masker dan ketersediaan obat yang cukup sekaligus melakukan penanganan maksimal kepada pasien terinfeksi, kata Dewa Indra, secara berkelanjutan selalu mengecek ketersediaan alat PCR agar tidak sampai kekurangan.

Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar Gou Haodong mengatakan sangat bangga terhadap penanganan pasien COVID-19 yang dilakukan oleh Provinsi Bali.

Menurut dia, hal ini terlihat jelas gotong royong dan solidaritas yang tinggi antartenaga kesehatan selaku tim medis, pasien yang memiliki kemauan tinggi untuk sembuh dan Tim Satgas Gotong Royong berbasis desa adat di seluruh desa.

Intinya, kata Gou Haodong, semua pihak saling bahu-membahu dengan menerapkan disiplin yang tinggi dan edukasi kuat di tengah masyarakat.

Baca juga: Ribuan alat kesehatan penanganan COVID-19 tiba di Bali

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020