WSBP memperluas pasar untuk mendapatkan peluang dari proyek eksternal. Hal ini didukung dengan adanya inovasi produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah spun pile berdiamater 1,2 m dan panjang 50 m yang merupakan produk precast pertama di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), anak usaha PT Waskita Karya Tbk, berhasil membukukan laba usaha Rp7,47 triliun dan laba bersih Rp806,1 miliar pada 2019.

Dari capaian laba bersih tersebut, Rp201,52 miliar atau 25 persennya dibagikan sebagai dividen tunai; Rp40,31 milar atau 5 persennya digunakan sebagai dana cadangan wajib dan sisanya Rp564,32 miliar (atau 70 persennya) dibukukan sebagai laba ditahan.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, disebutkan nilai kontrak dikelola perusahaan pada 2019 tercatat Rp16,37 triliun dengan nilai kontrak baru Rp7,03 triliun.

Perolehan itu meningkat 5,51 persen dibandingkan nilai kontrak baru pada 2018 sebesar Rp6,66 triliun.

Perusahaan juga berhasil mencapai target perolehan nilai kontrak baru didukung dengan perolehan kontrak eksternal 63,2 persen, naik dibandingkan tahun sebelumnya 36 persen.

Secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01 persen atau Rp2,43 triliun pada 2018 menjadi Rp4,44 triliun pada 2019.

Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Maste Plan (RDMP) Refinery Unit(RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerja sama dengan Hyundai dan Pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.

"WSBP memperluas pasar untuk mendapatkan peluang dari proyek eksternal. Hal ini didukung dengan adanya inovasi produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah spun pile berdiamater 1,2 m dan panjang 50 m yang merupakan produk precast pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara," kata Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk Jarot Subana.

Beberapa produk baru lainnya, yaitu bantalan rel kereta api, tiang listrik beton, dan sprigWP. Perusahaan juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp435 miliar.

Saat ini perusahaan tengah menyusun MoU dengan perusahaan asal Malaysia, yang diharapkan nantinya akan berlanjut dengan joint operation untuk proyek-proyek luar negeri, salah satunya dalam pengejaan proyek LRT di Filipina, yang kini dalam proses tender yang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, WSBP juga melakukan serangkaian strategi bisnis, yaitu pertama, pembangunan Plant Penajam di Kalimantan Timur sebagai komitmen untuk mendukung pemindahan ibu kota negara di wilayah Penajam Paser Utara.

"Melalui plant ini, perusahaan ingin menyerap potensi pasar ke depan di wilayah tengah dan Timur Indonesia, bahkan pasar regional di Asia Tenggara,” ujar Jarot.

Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Tahun Buku 2019 itu juga mensahkan perubahan susunan pengurus perseroan sebagai berikut:

Komisaris Utama : Fery Hendriyanto
Komisaris : Haris Gunawan
Komisaris Independen: Abdul Ghofarozzin
Komisaris Independen: Suhendro Bakri
Komisaris : Widiarto

Susunan Direksi
Direktur Utama : Jarot Subana
Direktur : A. Yulianto Tyas Nugroho
Direktur : Bima Harya Sena
Direktur : Heri Supriyadi
Direktur Independen : Agus Wantoro

Baca juga: Selama 2019, Waskita Beton Precast capai kontrak baru Rp7,03 triliun

Baca juga: Waskita Beton Precast teken kerja sama perbaikan-pembangunan pelabuhan

Baca juga: Tol Krian-Bunder ditargetkan operasi awal tahun 2020

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020