Fasilitas ini akan mampu memproduksi hampir dua juta ton metanol per-tahun yang dihasilkan dari hampir enam juta ton batu bara per-tahun.
Jakarta (ANTARA) - Konsorsium Bakrie – Ithaca – Air Product yang terdiri atas PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), PT Ithaca Resources, dan Air Products menjalin aliansi strategis membangun industri metanol senilai 2 miliar dolar AS lebih di Batuta Industrial Chemical Park, Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Siaran pers PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan penandatanganan perjanjian definitif kontrak jangka panjang untuk fasilitas produksi batu bara-ke-metanol (Coal-to-Methanol/CTM) skala dunia ini dilakukan secara virtual oleh CEO PT Bakrie Capital Indonesia Adika Nuraga Bakrie, Presiden Direktur PT Ithaca Resources Agoes Projosasmito, beserta Chairman, Presiden sekaligus CEO Air Products Seifi Ghasemi yang berada di lokasi terpisah di Amerika Serikat.

Penandatanganan ini disaksikan langsung melalui video conference oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Kepala BKPM Bahlil Lahaladalia. Dalam kesempatan tersebut, para Menteri memberikan apresiasi positif terhadap proyek ini.

Baca juga: Pemerintah apresiasi rencana investasi gasifikasi batubara Bakrie

Berdasarkan kontrak jangka panjang tersebut, PT Bakrie Capital Indonesia — bagian dari Grup Bakrie, dan PT Ithaca Resources akan memasok bahan baku batu bara dan telah berkomitmen untuk mengambil alih produksi metanol untuk dipasarkan di Indonesia. Batu bara yang dipasok dari tambang milik PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Ithaca Resources tersebut kemudiandiolah oleh fasilitas produksi milik Air Products untuk diproduksikan menjadi metanol.

Fasilitas ini akan mampu memproduksi hampir dua juta ton metanol per-tahun yang dihasilkan dari hampir enam juta ton batu bara per-tahun. Proyek ini diharapkan onstream pada  2024.

“Ke depan, setelah konstruksi fasilitas produksi selesai dalam 3 tahun, industri metanol akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan dan pada akhirnya akan mengurangi tekanan pada mata uang rupiah,” ujar Adika Bakrie.

Adika Nuraga Bakrie juga menambahkan bahwa proyek ini sejalan dengan strategi Grup Bakrie untuk berfokus pada industrialisasi, yang sejak awal dirintis dan dikembangkan oleh pendiri Grup Bakrie, H Achmad Bakrie. “Proyek ini menjadi momentum kami untuk ‘Back To Basic’, kembali fokus mengembangkan industri yang selama ini menjadi tulang punggung grup kami.

Presiden Direktur PT Ithaca Resources Agoes Projosasmito mengatakan bahwa pengembangan industri hilir batubara yang mengangkat nilai produk batu bara berkalori rendah ini sejalan dengan visi Presiden RI.

“Proyek ini akan mengantarkan kita menuju era baru industri tambang batu bara di Indonesia, dan akan mengubah paradigma sekarang yang memperlakukan batubara hanya sebagai bahan bakar. Setelah ini, batubara akan diposisikan sebagai raw material penting dalam memproduksi produk industri turunan bernilai tinggi, dan pada akhirnya akan membantu pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Agoes.

Baca juga: Usaha jasa pertambangan tumbuh positif di tengah COVID-19

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam kesempatan tersebut mengatakan, proyek ini menjadi tonggak bagi pemerintah Indonesia khususnya dalam hal penyediaan bahan baku industri metanol yang selama ini bergantung kepada produk impor.

“Tidak hanya penting bagi industri kimia, metanol juga menjadi salah satu faktor utama dalam implementasi program biodiesel yang saat ini tengah kita galakkan," kata Luhut.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penandatanganan kerjasama ini menunjukkan kepercayaan diri dan kepercayaan dunia atas iklim investasi di Indonesia.

“Pemerintah Indonesia mendukung penuh pengembangan hilirisasi industri berbasis natural resources, apalagi sumber daya kita demikian besar," kata Airlangga.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020