Terdapat 120 unit hotel dari 123 hotel yang ada, baik hotel bintang maupun non-bintang sudah mulai beroperasional setelah sempat tutup pada awal COVID-19 mewabah di Mataram
Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sekitar 50 persen karyawan hotel dari 821 orang yang sempat dirumahkan ketika awal COVID-19 mewabah di Mataram, sudah kembali bekerja.

"Sisanya masih berstatus dirumahkan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin.

Menurutnya, sebanyak 50 persen karyawan yang masih dirumahkan itu akan terus dipantau sesuai dengan perkembangan kondisi hotel hingga mereka mampu beroperasional 100 persen secara normal.

"Dengan kondisi saat ini, kita juga belum bisa memaksa pengusaha untuk mempekerjakan 100 persen karyawannya," katanya.

Hingga saat ini, kata dia,  terdapat 120 unit hotel dari 123 hotel yang ada, baik hotel bintang maupun non-bintang sudah mulai beroperasional setelah sempat tutup pada awal COVID-19 mewabah di Mataram.

"Dari 123 hotel yang ada, hanya sekitar tiga atau empat  hotel saja yang belum kembali beroperasional," katanya.

Tapi sejauh ini, pihkanya belum mengetahui apa alasan sekitar tiga atau empat  hotel yang belum beroperasional kembali seperti hotel-hotel lainnya. Hotel yang belum buka itu di antaranya Hotel Madani, City Hotel, dan Same Hotel.

Dengan dibukanya kembali hotel-hotel di Kota Mataram itu, diharapkan, terjadi peningkatan ekonomi terutama di bidang pariwisata. Meskipun, peningkatan ekonomi tidak signifikan.

Di samping itu, para pengusaha bisa lebih semangat dan setidaknya sudah membuka peluang wisatawan datang ke Mataram. "Kalau mereka terus-terusan tutup, justru pengunjung dari luar tidak mau datang, karena tidak ada tempat menginap," katanya.

Ia mengatakan, dalam operasionalnya semua hotel di Mataram sudah menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Ketentuan itu bahkan telah disampaikan secara resmi jauh sebelum hotel mulai beroperasional.

Di antaranya, dengan rutin melakukan penyemprotan cairan disinfektan, menyediakan alat cuci tangan dan pembersih tangan, menggunakan masker baik bagi karyawan maupun tamu serta menerapkan physical distancing.

"Beroperasionalnya kembali hotel di Mataram, juga dapat membantu para karyawan yang sebelumnya dirumahkan mendapatkan pekerjaanya kembali," demikian Nizar Denny Cahyadi.

Baca juga: Dampak COVID-19 belasan ribu karyawan hotel di Mataram dirumahkan

Baca juga: Pusat perbelanjaan di Mataram yang operasional diancam tindakan tegas

Baca juga: NTB tutup destinasi wisata tiga Gili antisipasi virus corona

Baca juga: Destinasi wisata tiga Gili disemprot cairan disinfektan cegah corona

Pewarta: Nirkomala
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020