Ternate (ANTARA News) - Warga Ternate, Maluku Utara (Malut), menyambut malam turunnya wahyu Allah (lailatulkadar) dengan menggelar tradisi ela-ela.

"Sejak ratusan tahun silam, setiap malam 27 Ramadan, kami menyelenggarakan tradisi itu," kata salah seorang tokoh agama dari Kesultanan Ternate, H. Ridwan, Rabu.

Dalam tradisi itu, kata dia, setiap warga memasang obor di depan rumahnya, lantas membakar damar sejak magrib hingga menjelang pagi. Sepanjang malam, mereka mengisi kegiatan dengan membaca Alquran dan berzikir.

Menurut Ridwan, obor tersebut adalah untuk menerangi wilayah Ternate sehingga malaikat yang menyertai turunnya lailatulkadar akan melihat warga yang tengah menyambut malam kemuliaan itu.

"Pada zaman dahulu belum ada listrik sehingga pada malam hari gelap gulita. Agar pada malam lailaturkadar terlihat terang benderang terang, warga menyalakan obor," ujarnya.

Kendati sekarang ini sudah ada listrik sehingga pada malam hari terlihat terang benderang, warga setiap malam 27 Ramadan tetap membakar obor untuk mempertahankan keaslian dari traidisi ela-ela yang diwariskan para leluhurnya.

Menyinggung pembakaran damar, dia menjelaskan, untuk menciptakan aroma wewangian di wilayah Ternate. "Allah Swt. dan para malaikat sangat menyukai hal-hal yang wangi," katanya.

Ririn mengatakan, tradisi ela-ela ini selalu dilaksanakan Kesultanan Ternate, bahkan proses ritualnya dilakukan dengan khidmat.

Pemerintah Kota Ternate juga berupaya melestarikan tradisi ela-ela tersebut dengan menggelar lomba ela-ela antarkelurahan pada setiap malam 27 Ramadan. Kriteria dalam perlombaan didasarkan pada keindahan pemasangan obor dan lampion di lingkungan kelurahan.

"Warga Ternate menggelar ritual ela-ela tersebut pada malam 27 Ramadan karena meyakini bahwa lailatulkadar turun pada malam itu," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009