Pandeglang (ANTARA) - Tim gabungan terdiri dari Basarnas Banten, Lanal Banten, Polairud, KSOP Banten, ASDP Merak dan SAR hingga empat hari terakhir ini mencari tujuh nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang mengalami kecelakaan laut di Perairan Selat Sunda.

"Kami mengalami kendala sarana karena menggunakan kapal kecil, sehingga sulit untuk menembus Pulau Rakata dengan ombak cukup besar," kata Kepala Basarnas Banten Muhammad Zaenal Arifin di Pandeglang, Senin.

Baca juga: Basarnas Banten lakukan pencarian tujuh nelayan hilang di Selat Sunda
Baca juga: Bupati Irna berharap nelayan yang hilang di Selat Sunda ditemukan


Tim gabungan mengerahkan sebanyak 12 kapal untuk melakukan pencarian ketujuh nelayan yang hilang akibat KM Puspita Jaya yang ditumpanginya diterjang gelombang tinggi hingga terbalik.

Pencarian ketujuh nelayan itu di Perairan Selat Sunda meliputi Pulau Panaitan, Rakata, Pulau Peucang dan pulau-pulau terdekat lainnya.

Kecelakaan laut yang menimpa 16 nelayan Teluk Labuan Pandenglang dan dilaporkan sembilan orang selamat dan tujuh orang menghilang.

"Kami berharap hari ini bisa ditemukan ketujuh nelayan itu," katanya menjelaskan.

Ketujuh nelayan yang belum ditemukan itu antara lain Jamal (25), Suri (50), Tastirah (50), Sancan (35), Boler (30), Rasmin (30) dan Joni (30).

Sedangkan, sembilan nelayan lainnya sebanyak sembilan orang selamat antara lain Durja (nakhoda) (31), Sanan (35), Dede (24), Aji Alamsyah (21), Ashan (36), Ako (21), Juhedi (38), Udi (45) dan Wawan (30).


Baca juga: Nelayan Panimbang Pandeglang kembali melaut

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020