Rencananya kami uji coba pembukaan untuk umum pada 1 Juli nanti. Kemudian objek wisata lain akan dilakukan simulasi terlebih dahulu.
Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan uji coba pembukaan objek wisata Pule Payung untuk masyarakat umum dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat pada 1 Juli sebagai upaya membangkitkan kembali perekonomian masyarakat.

Sekretaris Dinas Pariwisata Kulon Progo Nining Kunwantari di Kulon Progo, Minggu, mengatakan Dispar Kulon Progo telah melakukan simulasi pembukaan di Pule Payung, dan pengelola sudah menyiapkan segala kebutuhan infrastruktur pendukung penerapan protokol kesehatan seperti alat pengukur suhu, pelindung muka dan tempat cuci tangan.

"Rencananya kami uji coba pembukaan untuk umum pada 1 Juli nanti. Kemudian objek wisata lain akan dilakukan simulasi terlebih dahulu," kata Nining.

Baca juga: Pengamat: pemda perlu kembangkan konsep wisata dalam kota

Selain itu, Dispar Kulon Pogo bersama Dispar DIY telah melakukan simulasi di jasa usaha pariwisata sektor kuliner dan perhotelan. Dari dua lokasi uji coba sudah diperbolehkan beroperasi dengan syarat menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Jasa usaha pariwisata yang sudah siap akan kami lakukan simulasi, dan bila sudah memenuhi protokol kesehatan, kami izinkan beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan. Ekonomi di Kulon Progo harus dibangkitkan, melalui sektor pariwisata," katanya.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan objek wisata Pule Payung yang dikelola oleh masyarakat paling siap, dibanding objek wisata lainnya, sehingga sudah selayaknya bisa dilakukan uji coba pembukaan Pule Payung untuk umum.

"Persiapan "new normal" di objek wisata ini sudah cukup lengkap, beberapa fasilitas tempat cuci tangan, alat pelindung diri (APD) seperti seperti masker dan pelindung muka, hingga thermo gun digunakan oleh petugas," kata Bambang Tri.

Baca juga: TWC kampanyekan "Ready for Safe Tourism" menuju normal baru pariwisata

Namun demikian, ia mengatakan Dispar dan pengelola wisata memiliki pekerjaan rumah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat atau calon wisatawan yang akan berkunjung ke Pule Payung supaya memakai masker dan selalu mematuhi protokol kesehatan.

"Edukasi kepada masyarakat juga terus dilakukan agar semua pihak siap,” katanya.

Nantinya dari sisi regulasi akan ada pedoman tatanan new normal untuk semua komponen pariwisata, dari objek wisata, hotel, hingga kuliner sehingga sebelum objek wisata dibuka akan ada tahapan uji coba sehingga dapat mengetahui sampai sejauh mana kesiapan dari fisik sarana prasarana dan SDM-nya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan Pule Payung dipilih menjadi tempat wisata sebagai simulasi pertama karena sudah matang dari sisi kesiapan baik dari sarana prasarana, kelengkapan, kelembagaan atau manajemen SDM sudah siap dan sudah bagus.

Kegiatan ini tentunya memberi banyak informasi, pengetahuan, serta manfaat bagi destinasi wisata lainnya khususnya yang berada di Kabupaten Kulon Progo agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan selama masa new normal ini dengan tetap memperhatikan setiap prosedur protokol kesehatan.

"Selain itu, acara simulasi ini juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi para pengelola wisata di Kabupaten Kulon Progo tentang sarana prasarana, manajemen SDM," katanya.

Baca juga: Puluhan tempat hiburan dan wisata di Semarang ajukan izin buka kembali

Sementara itu, Pengelola Pule Payung Eko Purwanto mengatakan pihaknya akan menyiapkan aplikasi reservasi untuk memesan makanan, tiket, dan lain-lain namun masih dalam proses pengembangan. Tidak hanya itu, pengelola Pule Payung juga akan membuat dan menggunakan Elektronikal Transaksi Wisata (ETW) guna mempermudah proses transaksi antara pengelola wisata dan pengunjung.

Ia mengatakan dalam menyambut new normal pihaknya memperbaiki beberapa spot wisata dan menambahkan sarana prasarana penunjang protokol kesehatan.

“Protokol kesehatan menjadi hal yang sangat penting, selain itu edukasi juga diperlukan selain pengunjung dan petugasnya,” kata Eko.

Menurut Eko sebelum objek wisata ini dibuka, ada pendampingan dari Dinkes Kulon Progo, sebagai antisipasi kekhawatiran masyarakat terhadap petugas atau karyawan objek wisata.

"Kami minta ada pendampingan agar masyarakat tidak menjadi takut untuk berkunjung di sini, pendampingan untuk menciptakan suasana tetap kondusif di area sekitar objek wisata, sehingga masyarakat merasa lebih aman," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020