Siswa tergolong risiko tinggi karena pergi dan pulang sekolah menggunakan transportasi umum
Kuala Lumpur (ANTARA) - Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) membuka kembali proses belajar mengajar di sekolah, Senin, setelah enam bulan melakukan pembelajaran secara daring karena pandemi COVID-19.

Saat ini Siswa SIKL yang diperbolehkan belajar di sekolah hanya kelas 6 SD, 9 SMP, dan 12 SMA yang berjumlah 64 siswa dan tersebar di lima kelas.

Menurut Kepala SIKL, Dr Encik Abdul Hajar, MM di Kuala Lumpur, sekolah telah mengklasifikasi siswa dan guru menjadi dua kategori, yaitu "high risk" dan "low risk" terhadap penyebaran COVID-19.

Baca juga: Sekolah Indonesia Kuala Lumpur kembali dibuka

"Siswa yang tergolong risiko tinggi karena pergi dan pulang sekolah menggunakan transportasi umum," katanya.

Sedangkan siswa yang tergolong risiko rendah karena menggunakan kendaraan pribadi atau jalan kaki dari tempat tinggal yang dekat dengan sekolah.

Walaupun siswa yang risiko tinggi mulai belajar di sekolah, mereka tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan sekolah seperti awal masuk ke gerbang sekolah, siswa harus memakai masker, cek suhu tubuh, dan scan barcode.

Baca juga: Sekolah Indonesia Kuala Lumpur lakukan wisuda virtual

Para gurupun demikian ketika mengajar di dalam kelas tetap memperhaikan protokol kesehatan.

"Bagi siswa yang low risk dan kelas-kelas lain yang masih belajar di rumah, mereka tetap akan mendapatkan layanan pendidikan dengan cara daring," katanya.

Mulai tahun ajaran 2020/2021 ini pihaknya sudah menetapkan Kurikulum SIKL yang sudah diselaraskan sesuai dengan kondisi dan keperluan masa sekarang sedangkan para guru sudah menggunakan aplikasi RPP digital mereka masing-masing.

Baca juga: Sekolah Indonesia Kuala lumpur siap dibuka dengan normal baru

"Saya yakin proses belajar mengajar di SIKL baik di rumah maupun di sekolah tetap terarah dan sistematis berbasis pencapaian kompetensi bagi anak-anak sesuai dengan jargon kami 'We're leading in Pandemic COVID-19'," katanya.

Mas Mochamad Akbar Rayzen, siswa kelas XII MIPA, merasa senang dengan kebijakan belajar di sekolah, karena saat pembelajaran daring mengalami beberapa kendala.

Namun Rayzen juga akan tetap waspada dengan penyebaran virus corona, sehingga ia akan tetap memperhatikan protokol kesehatan saat di rumah, di jalan dan di sekolah.

Baca juga: Siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur diliburkan

 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020