Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat kembali menguat yang artinya pasar mulai kembali ke aset berisiko
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat merespons sinyal pemulihan ekonomi global.

Rupiah dibuka menguat 68 poin atau 0,46 persen menjadi Rp14.580 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.648 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, sentimen positif kelihatannya masuk kembali ke aset berisiko pagi ini dengan indeks saham Asia yang bergerak menguat.

Baca juga: Dolar AS menguat ditopang rencana stimulus fiskal di Amerika

"Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat kembali menguat yang artinya pasar mulai kembali ke aset berisiko," ujar Ariston.

Menurut Ariston, pasar mungkin sedang merespons positif sinyal pemulihan ekonomi yang terjadi di China, demikian juga di AS.

China kemarin merilis data indeks harga konsumen Juli yang melebihi perkiraan, yang mengindikasikan pemulihan permintaan di Negeri Tirai Bambu itu.

Sementara AS telah merilis data tenaga kerja di akhir pekan dan data jumlah lowongan pekerjaan semalam yang juga lebih bagus dari perkiraan.

Baca juga: Harga emas "rebound" 11,7 dolar dari penurunan akhir pekan lalu

"Hasil ini juga menunjukkan potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp14.550 per dolar AS hingga Rp14.700 per dolar AS.

Pada Senin (10/8) lalu rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.648 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.625 per dolar AS.

Baca juga: IHSG diperkirakan kian menguat hari ini, ditopang rating RI oleh Fitch

Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi, Indeks Dow Jones melonjak 357,96 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020