Jakarta (ANTARA News) - BUMN penghasil pupuk, PT Petrokimia Gresik (Petrogres), masih menunggu kepastian pasokan gas sebelum membangun pabrik baru pupuk urea dan amoniak dengan investasi senilai 500 juta dolar AS.

"Kalau ada pasokan gas, kami akan segera membangun pabrik baru tersebut. Exxon mengatakan kemungkinan ada pasokan gas pada 2014. Jika benar demikian, maka kami akan memulai pembangunan pada 2011," kata Dirut Petrogres Arifin Tasrif di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, pabrik urea dan amoniak tersebut sangat dibutuhkan Petrogres seiring dengan peningkatan kapasitas produksi terpasang pupuk majemuk, NPK Phonska, BUMN tersebut yang mencapai lebih dari dua juta ton per tahun.

Apalagi tahun depan, menurut dia, Petrogres akan mengkonversi produksi pupuk SP-26 ke NPK Phonska, sehingga pada akhir tahun 2010, total produksi NPK Phonska mencapai 2,8 juta ton.

"Selama ini kebutuhan amoniak (sebagai bahan baku NPK) masih diimpor baik dari dalam negeri yaitu sesama BUMN pupuk nasional, maupun luar negeri," ujarnya.

Arifin menjelaskan investasi pabrik baru untuk urea dan amoniak itu mencapai sekitar 500 juta dolar AS yang akan berlokasi di kawasan Petrogres di Gresik, Jawa Timur. Pabrik tersebut, lanjut dia, berkapasitas produksi 2.00 0 ton amoniak per hari dan 1.750 ton urea per hari.

"Kami berharap ada kepastian pasokan gas untuk pabrik tersebut dalam waktu dekat," ujarnya.

Lebih jauh, Arifin mengatakan, dalam upaya mengurangi pemakaian gas untuk energi, pihaknya telah membuat proyek konversi energi dengan membangun pembangkit listrik berbasis boiler batu bara yang menghasilkan listrik 25 MW. Proyek itu sendiri bernilai 60 juta dolar AS sudah termasuk modal kerja.

"Rencananya pada Mei 2010 proyek itu selesai, dan Petrogres akan mampu menghemat (biaya) enegi sebesar Rp200 miliar per tahun," katanya.

Laba

Arifin juga menyatakan pada 2009 Petrogres mencapai kinerja terbaiknya dengan membukukan laba sebelum audit sebesar Rp1,4 triliun dari pendapatan sebesar Rp13,9 triliun. Jumlah tersebut naik dibandingkan tahun 2008 dengan laba bersih sebesar Rp763 miliar.

"Kami memperkirakan laba setelah audit mencapai sekitar Rp1,03 triliun naik dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 763 miliar. Kenaikan itu karena kami terus meningkatkan kapasitas dan ekspansi," ujarnya.

Pada 2009, lanjut Arifin, volume penjualan pupuk urea dan nonurea mencapai 3,5 juta ton yang antara lain terdiri dari urea sebesar 443 ribu ton, ZA sebesar 707 ribu ton, SP-36 sebanyak 743 ribu ton, NPK sebanyak 1,45 juta ton. Dari jumlah tersebut total penyaluran pupuk bersubsidi mencapai 3,45 juta ton.

"Tahun 2010 kami menargetkan total produksi pupuk mencapai 4,2 juta ton," ujarnya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010