Potensi penularan untuk kasus di Kotabaru ini perlu diwaspadai. Karena ada satu orang yang memiliki aktivitas tinggi dalam berbagai kegiatan di lingkungan masyarakat
Yogyakarta (ANTARA) - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta menyatakan perkembangan kasus COVID-19 di Kotabaru, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengetahui apakah sudah terjadi “community transmission” dalam kawasan yang lebih luas mengingat potensi penularan kasus dinilai cukup tinggi.

“Potensi penularan untuk kasus di Kotabaru ini perlu diwaspadai. Karena ada satu orang yang memiliki aktivitas tinggi dalam berbagai kegiatan di lingkungan masyarakat,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.

Hingga saat ini, kata dia, tercatat sudah ada sembilan kasus positif yang berasal dari lingkaran tracing (penelusuran) kasus di Kotabaru. Kasus tersebut diketahui setelah ada seorang pasien meninggal dunia dan dinyatakan positif COVID-19.

Dari pasien berusia 81 tahun yang meninggal dunia tersebut, kemudian dilakukan proses tracing kepada anggota keluarga dan diketahui satu anak serta dua cucu terkonfirmasi positif.

Kebetulan, lanjut Heroe, anak dari pasien yang meninggal dunia tersebut sangat aktif dalam berbagai kegiatan di kampung dan kelurahan sehingga memiliki mobilitas yang tinggi.

“Proses 'tracing' terus dilakukan. Dan diketahui bahwa anak tersebut memiliki kontak erat dengan Lurah Kotabaru dan petugas linmas setempat. Keduanya menjalani uji swab dan hasilnya positif COVID-19,” katanya.

Karena Lurah Kotabaru diketahui positif COVID-19, maka kantor kelurahan kemudian ditutup sejak Selasa (8/9) 2020 hingga waktu yang belum ditentukan. Seluruh kegiatan di kelurahan dialihkan ke Kecamatan Gondokusuman.

“Seluruh pegawai di kelurahan termasuk linmas sudah diminta melakukan isolasi mandiri sembari menunggu hasil swab. Hari ini sudah ada 17 orang yang melakukan uji swab,” katanya yang berharap kasus di Kotabaru tersebut tidak berkembang semakin luas.

Pada Rabu (9/9), ada tambahan tiga kasus baru di Kotabaru yaitu seorang RW dan petugas linmas serta seorang warga lain di luar Kotabaru.

“Kami juga sudah meminta camat untuk melakukan isolasi mandiri karena melakukan kontak erat dengan lurah dan RW yang hari ini dinyatakan positif,” katanya.

Saat ini, kata dia, kasus di Kotabaru belum dapat dikatakan sebagai sebuah klaster atau terjadi penularan di komunitas, tetapi kondisi bisa berkembang apabila temuan kasus positif semakin banyak.

Sedangkan untuk awal penularan belum dapat dipastikan karena sebelumnya, keluarga dari warga yang meninggal dunia di Kotabaru pernah mendapat kunjungan tamu dari Jakarta.

“Apakah warga yang meninggal dunia pada 26 Agustus itu tertular dari tamu asal Jakarta atau dari anak yang yang memiliki aktivitas cukup tinggi di masyarakat,” demikian Heroe Poerwadi.

Baca juga: Yogyakarta akan perkuat KTR untuk dukung pencegahan COVID-19

Baca juga: Yogyakarta giatkan pemantauan penerapan protokol kesehatan

Baca juga: Wisatawan ke Yogyakarta diimbau bawa surat keterangan sehat

Baca juga: Yogyakarta akan pertegas penegakan aturan protokol kesehatan


 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020