Surabaya (ANTARA) - Lumbung Pangan Jawa Timur menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di sejumlah kabupaten di provinsi setempat sebagai bagian dari inovasi agar bisa menjangkau layanan ke masyarakat lebih luas.

"Inovasi ini juga untuk mendorong tumbuhnya ekonomi di pedesaan," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Rabu.

Dengan sistem tersebut, kata dia, masyarakat mendapatkan akses sembako di bawah harga pasar dan BUMDes juga memperoleh keuntungan dari setiap pembelanjaannya. Sistem yang digunakan, yakni BUMDes mengambil peran sebagai pihak ikut memasarkan produk lumbung pangan atau sebagai dropshipper.

Baca juga: Layanan daring Lumbung Pangan Jatim jangkau 38 kota/kabupaten

Baca juga: Lumbung Pangan Jatim diperpanjang hingga akhir 2020


BUMDes, lanjut Khofifah, bukan sebagai gudang melainkan Lumbung Pangan Jatim akan mengirimkan paket sembako sesuai dengan pembelian dari masyarakat di daerah tersebut.

Setiap masyarakat yang membeli paket sembako, Lumbung Pangan Jatim akan mengirimkan langsung ke BUMDes melalui PT Pos dan gratis ongkos kirim. "Setiap paket sembako yang berhasil dipasarkan, BUMDes akan mendapatkan keuntungan Rp5.000 per paket sembako," kata Khofifah.

Selain itu, ada tambahan bila akumulasi penjualan oleh BUMDes dalam sebulan di atas 1.000 pemesanan, yakni sebesar Rp1,2 juta. Bahkan, jika pemesanan lebih dari 1.500 per bulan, akan mendapatkan tambahan Rp3 juta.

"Yang belanja tetap dapat sembako murah karena harga yang dipasarkan BUMDes sama dengan harga di outlet, website, maupun aplikasi. Ongkos kirimnya tetap gratis, bahkan bisa COD (bayar di tempat)," ucap Gubernur.

Sementara itu, Penanggung Jawab Lumbung Pangan Jatim Erlangga Satriagung menyebutkan sistem integrasi BUMDes ini sudah diuji coba di lima kabupaten, yaitu Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto.

Baca juga: Animo belanja daring tinggi, layanan Lumbung Pangan Jatim diperluas

"Ternyata antusiasme masyarakat belanja lewat BUMDes cukup besar," tuturnya.

Dari uji coba yang dilakukan sejak akhir Agustus itu, di 16 BUMDes sudah ada 259 transaksi dengan total transaksi Rp28,1 juta. "Dari sini kami menganalisa bahwa antusiasme masyarakat cukup tinggi dan akan positif dalam mengembangkan BUMDes," kata Erlangga yang juga ketua KONI Jatim tersebut.

Ke depan, Lumbung Pangan Jatim siap memperluas sasaran integrasi dengan BUMDes, mengingat di Jatim sudah banyak yang memiliki usaha toko dan menjadi agen pos, yaitu 62 BUMDes per September 2020.

"Target kami adalah 523 BUMDes yang memiliki usaha toko bisa diintegrasikan, sehingga akan mendekatkan layanan sembako murah gratis ongkir pada masyarakat di pedesaan," tuturnya.

Baca juga: DPD: Lumbung Pangan Jatim bisa jadi contoh ketahanan pangan daerah

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020