perlu dikembangkan oleh sekolah yang bisa menunjukkan karakter Surabaya-nya
Surabaya (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menyatakan penilaian calon sekolah Adiwiyata 2020 untuk jenjang SD dan SMP di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur tetap digelar meski di tengah pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Eko Agus Supiadi di Surabaya, Jumat, mengatakan ada 14 lembaga pendidikan meliputi 10 SD dan 4 SMP di Surabaya dinyatakan lolos dalam penilaian Calon Sekolah Adiwiyata Surabaya 2020.

"Keputusan ini ditetapkan setelah ke-14 sekolah itu melalui tahapan verifikasi administrasi dan penilaian yang dilakukan DLH bersama tim penilai," katanya.

Menurut dia, penilaian yang dilakukan ini berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor: P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019. Penilaian yang dilakukan itu mencakup beberapa aspek, mulai verifikasi kelengkapan administrasi, kebersihan lingkungan hingga fasilitas serta sarana prasarana di sekolah.

Eko mengatakan di masa pandemi COVID-19 tentunya ada perbedaan pada proses penjaringan maupun penilaian Calon Sekolah Adiwiyata. Meski demikian, hal itu tak menjadi kendala dalam setiap tahapan proses pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata 2020.

"Pakai virtual jadi dibatasi, kalau dulu (tim penilai) itu datang dan ada penyambutan. Kalau sekarang tidak," kata Agus.

Namun demikian, kata Agus, selama ini pendampingan dan pengawasan terhadap Calon Sekolah Adiwiyata di Surabaya tetap berjalan. Meskipun dalam pelaksanaan tahun ini bersifat terbatas dengan meminimalisir setiap kegiatan tatap muka.

"Jadi dokumen administrasi itu dikirim lewat daring dari sekian Calon Sekolah Adiwiyata yang diusulkan," ujarnya.

Bagi Calon Sekolah Adiwiyata yang dinyatakan lolos di tingkat kota, nantinya lembaga pendidikan itu akan diusulkan ke jenjang provinsi. Tentunya lembaga pendidikan yang diusulkan itu telah dianggap layak memenuhi beberapa aspek penilaian yang ditentukan.

Baca juga: Semua sekolah di Madiun-Jatim didorong sandang predikat Adiwiyata

Baca juga: Pemerintah ingin Adiwiyata jadi gerakan nasional


"Nanti yang lolos (tingkat kota) kita usulkan ke tingkat provinsi. Biasanya kalau di provinsi itu tunggu satu tahun dulu dia bina sekolah kemudian di tahun berikutnya diusulkan ke tingkat nasional," ujarnya.

Salah satu anggota tim penilai Sekolah Adiwiyata Surabaya 2020, Andreas Agus Kristanto Nugroho masih berharap besar kepada 14 lembaga pendidikan yang telah lolos tersebut. Sebab, ia menilai, masih banyak media pembelajaran lain yang belum dimanfaatkan oleh para guru atau warga sekolah.

Ia mencontohkan beberapa potensi wisata alam, heritage, serta taman-taman di Surabaya yang dapat diadopsi untuk diterapkan di masing-masing lingkungan sekolahnya.

"Itu yang masih belum saya temukan di salah satu peserta ini. Jadi itu yang perlu dikembangkan oleh sekolah yang bisa menunjukkan karakter Surabaya-nya," kata Andreas.

Anggota Riset dan Edukasi Program Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) ini juga menyatakan, seharusnya warga sekolah yang tinggal di Kota Pahlawan itu lebih paham dengan karakteristik Surabaya. Sebab, esensi dari Program Adiwiyata itu sendiri adalah bagaimana merubah perilaku ramah lingkungan.

"Itu yang mungkin jadi PR kawan-kawan sekolah di Surabaya. Bahwa ada suatu potensi yang dimiliki Surabaya yang bisa digunakan menjadi media pembelajaran," katanya.

Baca juga: KLHK beri Penghargaan Adiwiyata untuk sekolah peduli lingkungan

Baca juga: Sekolah di Yogyakarta didorong kembangkan bank sampah


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020