Cibinong, Bogor (ANTARA) - Tim Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPUD) Universitas Pakuan bersama pengrajin batik Dayatri berkolaborasi menghasilkan motif batik yang dinamakan "New Normal".

"Batik tersebut terbuat dari bahan katun batik dengan motif batik Bogor sesuai dengan ciri khas Kota Bogor seperti kujang rereng, teurep kujang dan lain-lain," ungkap salah satu anggota Tim PPUD Unpak, Eneng Tita Tosida di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/10).

Menurutnya penamaan "New Normal" batik Bogor tersebut bertujuan untuk menarik minat milenial terhadap batik, karena istilah New Normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah pandemi COVID-19 kini santer digaungkan.

Baca juga: Mendorong batik jadi identitas industri fesyen Indonesia

Eneng menjelaskan bahwa proses desain batik bercorak kujang itu tak memakan waktu lama. Pasalnya, ia hanya mengadaptasi desain lama menjadi model kekinian sesuai selera milenial.

"Kaum milenial yang merupakan kaum yang selalu menginginkan kebaruan dalam fashion yang tidak monoton dan lebih menonjolkan perpaduan dalam keberagaman," kata Eneng.

Ia berharap, motif baru bernama New Normal itu bisa meningkatkan omzet batik Dayatri di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama pandemi.

Dosen Universitas Pakuan itu menyebutkan bahwa Tim PPUD Unpak terdiri dari dua dosen lainnya yakni Deden Ardiansyah dan Agung Djati Waluyo, serta tujuh orang mahasiswa yang juga dari Unpak.

"Ini adalah tahun ketiga kegiatan PPUD. Fokus kegiatan kali ini adalah bagaimana tim kami bersinergi dengan pengrajin batik Kabupaten Bogor untuk berbagi ide motif, memberi wawasan dan memfasilitasi kerjasama untuk penguatan usaha mereka," tuturnya.

Baca juga: Korcab VI DJA II kembangkan kreativitas membatik
Baca juga: Kemenperin dorong industri batik dan kerajinan manfaatkan teknologi
Baca juga: Kemendes PDTT pecahkan rekor dunia terbangkan layang-layang batik

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020