London (ANTARA News) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr Sri Woro Buadiati Harijono terpilih menjadi Presiden World Meteorological Organization (WMO) wilayah Asia dan Pasifik Barat Daya periode 2010-2014.

Terpilihnya Sri Woro disela pertemuan 15th Session of WMO Regional Association V (RA-V) di Bali yang digelar sejak 30 April dan akan berakhir 6 Mei nanti itu, merupakan bentuk pengakuan sekaligus kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia.

Sekretaris Pertama Perwakilan Tetap RI untuk PBB di Jenewa, Muhsin Syihab--yang menghadiri pertemuan tersebut--kepada koresponden ANTARA London mengatakan Rabu bahwa kepercayaan internasional itu sekaligus merupakan bukti keberhasilan Indonesia dalam kiprahnya di WMO.

Sri Woro sesaat setelah terpilih mengatakan, Indonesia telah membuktikan kiprahnya di WMO melalui partisipasi aktif khususnya dalam keanggotaannya pada Executive Council (EC) WMO periode 2007-2011.

BMKG selama ini sangat aktif menjalin kerjasama internasional, bahkan saat ini sedang dijajaki pembentukan Pusat Pelatihan Regional bidang Hidrology (Regional Hydrological Training Center) di Bandung, kata Sri Woro.

Sementara Duta Besar Dian Triansyah Djani yang dihubungi secara terpisah menjelaskan bahwa prestasi ini menjadi bukti keberhasilan diplomasi Indonesia di forum multilateral.

Hal ini juga adanya koordinasi yang sangat baik antara BMKG, Kementerian Luar Negeri, dan PTRI Jenewa, yang senantiasa menjaga hubungan baik dengan anggota WMO dan Sekretariat WMO yang berkedudukan di Jenewa.

Kepercayaan ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan Indonesia sebelumnya, dimana Prof Dr Emil Salim terpilih menjadi anggota High Level Task Force of Global Framework for Climate Services (HLTF-GFCS) pada pertemuan Intergovernmental Meeting of WMO (IGM-WMO) di Jenewa, Januari lalu, ujar Dubes Djani.

Sebagai Presiden RA-V, Kepala BMKG secara ex-officio, Dr. Sri Woro Budiati Harijono juga akan melanjutkan keanggotaannya pada EC WMO periode 2011-2015.

Posisi ini sangat strategis karena di dalam badan inilah seluruh rekomendasi Kongres WMO akan dijabarkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang secara operasional akan diimplementasikan oleh Sekjen WMO.

Selain itu, Indonesia juga akan mengkoordinasikan berbagai bentuk kegiatan yang terkait dengan isu meteorologi, klimatologi, dan hidrologi di kawasan V (Asia dan Pasifik Barat Daya).

Keanggotaan WMO terbagi dalam enam kawasan, di mana Indonesia saat ini menjadi Presiden kawasan V yang mencakup 22 negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kepulauan Cook, Fiji, French Polynesia, Indonesia, dan Kiribati.

Kemudian Malaysia, Micronesia, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Niue, Papua New Guinea, Filipina, Samoa, Singapura, Kepulauan Solomon, Timor-Leste, Tonga, Inggris, Amerika Serikat, dan Vanuatu.

(U-ZG/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010