Untuk pertumbuhan ke depan di infrastruktur, kami harapkan ada satu Surat Berharga Negara (SBN) baru jangka panjang
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mendorong industri tersebut berinvestasi di sektor infrastruktur khususnya proyek tol yang sudah berjalan karena bersifat jangka panjang dan menjadi salah satu sektor yang dapat mendukung pemulihan ekonomi pada 2021.

“Untuk pertumbuhan ke depan di infrastruktur, kami harapkan ada satu Surat Berharga Negara (SBN) baru jangka panjang,” kata Kepala Bidang Keuangan, Pajak dan Investasi AAJI Simon Imanto pada pemaparan kinerja AAJI kuartal III-2020 secara virtual di Jakarta, Jumat.

Sektor infrastruktur yang bersifat padat karya dan merupakan sektor jangka panjang memiliki sifat yang sama dengan asuransi jiwa berjangka panjang.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah menyiapkan SBN khusus untuk industri asuransi jiwa agar dapat memenuhi porsi kewajiban 30 persen terhadap total portofolio investasi.

Sementara saat ini, AAJI menilai instrumen khusus itu masih dinilai langkah bagi investasi industri asuransi jiwa.

Ke depan, lanjut dia, industri asuransi jiwa berpotensi membeli SBN dari korporasi khususnya dari BUMN yang bertugas mengerjakan proyek infrastruktur khususnya proyek tol yang sudah berjalan.

“Jadi kami bisa menempatkan dana di infrastruktur yang mendukung underlying aset kami dan tentunya infrastruktur yang cocok ke depan adalah tol yang sudah berjalan,” katanya.

Alasannya memilih tol yang sudah berjalan, lanjut dia, karena risikonya yang masih terukur dibandingkan proyek infrastruktur yang baru dibuka karena risiko lebih tinggi.

Simon menambahkan hampir 90 persen dana yang dikelola diputar dalam instrumen investasi, yang sebagian besar atau sekitar 65 persen di antaranya masih berputar di industri pasar modal baik saham dan reksadana karena dinilai lebih likuid.

Sedangkan instrumen berupa SBN, lanjut dia, porsinya mencapai 15 persen dari total dana yang dikelola industri.

Sisanya, kata dia, diinvestasikan dalam instrumen yang kurang likuid seperti properti, tanah dan bangunan.

AAJI mencatat hingga kuartal III-2020 total pendapatan 58 dari 60 anggota perusahana asuransi jiwa mencapai Rp123,56 triliun atau turun 25,1 persen dari periode sama 2019 mencapai Rp165,08 triliun.

Total aset industri asuransi jiwa juga melambat 10 persen dari Rp573,08 triliun pada kuartal III-2019 menjadi Rp 515,54 triliun kuartal III-2020.

Sedangkan jumlah investasi kuartal III-2020 mencapai Rp448,91 triliun atau turun 10,7 persen jika dibandingkan periode sama 2019 mencapai Rp502,58 triliun.

Baca juga: AAJI catat klaim meninggal dunia naik 17,4 persen akibat COVID-19
Baca juga: AAJI: Pendapatan premi positif beri sinyal kuartal IV-2020 membaik


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020