Masyarakat harus terus mengeratkan tali persaudaraan agar niat para teroris memecah persatuan itu tidak terwujud.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) LaNyalla Mattalitti yakin aparat penegak hukum berhasil mengejar dan menangkap para pembunuh satu keluarga berjumlah empat orang di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Dia pun mengajak masyarakat mendukung kerja aparat penegak hukum yang tergabung dalam Satuan Tugas Tinombala dalam menumpas para pembunuh yang diduga anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Ali Kalora tersebut.

"Yakinlah bahwa Polri yang dibantu oleh TNI dalam Satgas Tinombala akan mengejar pelaku hingga tertangkap. Kita harus terus mendukung tim tersebut untuk menumpas teroris MIT," kata LaNyalla dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Wakil rakyat asal Jawa Timur itu juga meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi. LaNyalla menyebut perbuatan keji tersebut tidak terkait dengan suku, agama, ras, dan aAntargolongan (SARA), tetapi murni aksi teror.

Kelompok teroris tersebut, menurut LaNyalla, ingin merusak persatuan dan kesatuan Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat harus terus mengeratkan tali persaudaraan agar niat para teroris memecah persatuan itu tidak terwujud.

Baca juga: 4 hari pascapembunuhan Sigi, Satgas Tinombala masih kejar kelompok MIT

"Pembunuhan sadis itu dilakukan untuk menciptakan teror. Pembantaian yang dilakukan kelompok ini untuk merusak persatuan dan kerukunan bangsa. Karena itu, saya mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi. Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat kita sesalkan bisa terjadi," ujar LaNyalla.

LaNyalla menilai aksi teror itu sudah di luar batas kemanusiaan. Itu sebabnya, 150 kepala keluarga mengungsi meninggalkan pemukiman tempat tinggal mereka karena adanya teror di Sigi itu.

Menurut LaNyalla, warga mengungsi karena ketakutan pelaku teror datang kembali ke permukiman warga untuk melakukan pembantaian.

Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah daerah setempat dapat bekerja sama dengan TNI/Polri untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan para pengungsi serta memulihkan trauma (trauma healing) mereka.

"Baik pemprov maupun pemkab harus menjamin keselamatan dan kesejahteraan warga yang mengungsi ini. Pendampingan trauma healing untuk warga, khususnya keluarga korban, wajib ada setiap saat di pengungsian," tuturnya.

LaNyalla juga meminta anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tengah melakukan pendampingan kepada warga korban teror di Sigi.

Baca juga: KPU Sigi upayakan keamanan warga Desa Lembantongoa salurkan hak pilih

Selain itu, mereka juga harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) setiap saat.

Untuk diketahui, ada empat anggota DPD RI Dapil asal Sulteng. Mereka adalah Lukky Semen, Abdul Rachman Thaha, Shaleh Muhammad Aljufri, dan Muhammad J. Wartabone.

Aksi teror MIT pimpinan Ali Kalora itu terjadi pada hari Jumat (27/11) di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng. Empat orang korban pembantaian adalah keluarga petani, yaitu kepala keluarga bernama Yasa, istri Yasa, putri Yasa, dan menantu Yasa.

Sebagian keluarga korban berhasil lari menyelamatkan diri ke hutan.

LaNyalla menyampaikan rasa dukacita kepada keluarga korban pembantaian kelompok teroris MIT.

Ia pun mengutuk keras tragedi pembantaian yang diduga kuat dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT)

"Saya, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Ketua DPD RI, mengutuk keras perbuatan keji pembunuhan yang diduga kuat dilakukan kelompok teroris MIT yang menewaskan empat orang di Sigi. Saya menyampaikan belasungkawa, dukacita yang mendalam kepada para keluarga korban," kata LaNyalla menandaskan.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020