materi akan disesuaikan dengan perkembangan zaman
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengatakan naskah khutbah Jumat yang nantinya disiapkan pemerintah untuk penceramah akan menjadi rujukan literasi digital sehingga meningkatkan kompetensi khatib.

"Penyiapan naskah khutbah Jumat juga dalam rangka menyediakan literasi digital yang mendukung peningkatan kompetensi penceramah agama," kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan naskah khutbah Jumat dari pemerintah merupakan bentuk pelayanan keagamaan Kementerian Agama kepada masyarakat. Hal itu bukan diartikan sebagai bentuk intervensi ataupun membatasi da'i, ustadz, muballigh dan penceramah agama.

Baca juga: Kementerian Agama siapkan pilihan naskah khutbah Jumat

Naskah khutbah Jumat, kata dia, hanya sebagai alternatif bagi masyarakat yang ingin menggunakannya. Tidak ada kewajiban setiap masjid dan penceramah untuk menggunakan naskah khutbah Jumat yang diterbitkan Kemenag.

Zainut mengatakan penyusunan naskah khutbah Jumat Kemenag akan melibatkan para ulama, praktisi dakwah, akademisi dan para pakar di bidangnya. Kemenag hanya berperan sebagai fasilitator.

"Pelibatan ulama, praktisi dakwah dan akademisi penting untuk menghasilkan naskah khutbah Jumat yang sesuai dengan ketentuan agama, berkualitas dan relevan dengan dinamika sosial," katanya.

Baca juga: Kemenag akan pasok materi khutbah Shalat Jumat

Khutbah Jumat, kata dia, juga perlu membahas masalah kekinian berikut solusinya. "Itu menjadi salah satu fokus dalam penyusunan naskah khutbah. Materi akan disesuaikan dengan perkembangan zaman," katanya.

Ia menjelaskan, ada sejumlah tema yang akan disusun, antara lain akhlak, pendidikan, globalisasi, zakat, wakaf, ekonomi syariah, masalah generasi milenial dan isu-isu aktual lainnya.

Baca juga: Azyumardi Azra mempertanyakan pengaturan isi khutbah

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020