Jakarta (ANTARA) - Bagi Manajer Manchester United (MU) Ole Gunnar Solksjaer, pertandingan melawan Liverpool adalah reality check atau ajang menguji sudah sampai di level mana mereka sesungguhnya.

"Ini ujian dan reality check di mana kami sebenarnya sudah berada karena Liverpool di Anfield adalah salah satu tantangan terbesar," kata Solksjaer seperti dikutip Reuters.

Sebaliknya Manajer Liverpool Juergen Klopp menilai duel melawan Setan Merah tidak lebih dari pertandingan biasa yang tidak perlu dibesar-besarkan karena kompetisi masih terlalu jauh untuk disimpulkan ke mana epilognya.

"Tak ada elemen ekstra dalam pertandingan itu. Mereka memang pantas mendapatkan poin yang mereka peroleh sejauh ini dan kami juga demikian. Kami hanya berusaha memenangkan setiap pertandingan," kata Klopp.

Baca juga: Pogba akui MU belum selevel Liverpool
Baca juga: Pogba antar MU ke puncak klasemen


Solksjaer yang selama menjadi manajer di Inggris baik saat memimpin Cardiff City maupun Manchester United tidak pernah bisa mengalahkan Liverpool dalam empat kesempatan, berusaha hati-hati namun tidak menyembunyikan optimisme dapat mencatat pencapaian besar di Anfield nanti.

Demikian juga dengan Klopp yang walau mengakui United sedang menanjak setelah terseok-seok pada awal kompetisi hingga sempat tercecer di klasemen bawah, tetap menyiratkan optimisme menang dan tidak akan mengulangi kesalahan seperti saat ditaklukkan 0-1 oleh Southampton dalam pertandingan liga terakhirnya.

Namun, sikap kati-hati kedua manajer tidak beresultante dengan para pemain mereka seperti dikemukakan striker Mohamed Salah dari Liverpool dan gelandang Bruno Fernandes dari Manchester United.

Baca juga: Paceklik gol Liverpool berlanjut setelah takluk di markas Southampton
Baca juga: Klasemen Liga Inggris: Liverpool tergusur jelang Derbi Barat Laut

Salah menganggap laga melawan United yang merupakan pertama kalinya dia dan rekan-rekannya menghadapi Setan Merah saat tim ini menduduki urutan pertama klasemen, terbilang istimewa.

"Untuk saat ini pertandingan ini sungguh penting, khususnya karena mereka kini yang pertama (dalam klasemen) dan kami pada urutan kedua," kata Salah dalam laman Liverpool.

"Mereka juga bermain bagus sepanjang musim ini. Ini memang laga yang hebat tetapi pada akhirnya kami harus memenangkan laga ini, saya kira itu yang paling penting," tandas Salah.

Suara sama bersemangatnya dilontarkan Fernandes. "Anda tak mau lawan Anda selevel dengan Anda," kata dia, melukiskan hasratnya untuk terus berada di atas Liverpool.

"Bagi penggemar, suatu hari nanti, akan bilang pada teman-teman mereka yang mungkin penggemar Liverpool bahwa akan jauh lebih baik jika mereka berada di pihak yang menang daripada di pihak yang kalah."

Baca juga: Solskjaer senang dengan perkembangan mental MU musim ini
Baca juga: Matic yakin United siap untuk derby terbesar kontra Liverpool


Pukulan psikologis

Nada optimistis kedua pemain seirama dengan suara alumni yang tidak kalah antusiasnya walaupun disertai intonasi khawatir dan balutan harapan yang besar sekali.

"Saya sungguh menganggap pertandingan ini laga besar bagi Liverpool. Beban lebih berada di mereka," kata mantan bek Liverpool Jamie Carragher.

"Ini laga di mana Liverpool harus menunjukkan mereka itu juara, mereka tim yang lebih baik, memperoleh hasil dan penampilan yang membuat Manchester United kembali ke semula," sambung Carragher.

Cambukan semangat tak kalah sengitnya dilecutkan mantan striker United, Dimitar Berbatov, yang menganggap kemenangan di Anfield nanti bahkan menjadi dorongan psikologis besar dalam perburuan gelar juara Liga Premier.

"Jika United menang maka itu akan menjadi hantaman hebat bagi psikologis Liverpool, itu juga akan menjadi penegas besar untuk Liga Premier dan United akan bisa mengirimkan pesan bahwa kami sudah kembali," kata Berbatov.

Dua musim lalu, Liverpool kokoh sekali karena memiliki salah satu bek terbaik di dunia yang menjadi salah satu fondasi sukses mereka, Virgil van Dijk. Kini mereka harus bermain tanpa bek tengah Belanda itu karena cedera panjang akibat tekel kasar penjaga gawang Everton Jordan Pikcford.

United bisa mengkapitalisasi ketidakhadiran van Dijk itu, apalagi mereka memiliki skuad relatif lebih utuh karena tak banyak yang diserang cedera. Namun itu pun belum cukup karena saat menghadapi Manchester City yang kehilangan tujuh sampai sembilan pemain intinya saat semifinal Piala Liga, United tetap saja kalah.

Baca juga: Baru gabung MU, Amad Diallo targetkan juara liga Inggris dan Champions
Baca juga: Gara-gara Pickford, Van Dijk harus jalani operasi lutut


Liverpool punya alasan bahwa mereka pun tak akan terpengaruh banyak oleh ketidakhadiran van Dijk. Menjadi salah satu dari dua tim yang paling sedikit kalah adalah salah satu buktinya.

Selain itu mereka tetap haus gol di mana 37 gol berhasil mereka sarangkan sejauh ini dan merupakan terbanyak di Liga Premier musim ini.

Klopp juga mendapatkan suntikan semangat dari masuknya lagi Naby Keita dan Joel Matip, sedangkan Solksjaer bisa memasang kembali Victor Lindelof yang selama ini mengisi formasi baku pertahanannya.

Tetapi kemungkinan besar Liverpool masih akan menjadi tim yang akan lebih berposisi menekan, sedangkan United menjadi tim yang lebih banyak melancarkan serangan balik.

Liverpool sudah pasti bakal memasang formasi menyerang yang bisa memetik pelajaran dari mana saja, termasuk dari taktik Pep Guardiola saat menjinakkan United 2-0 dalam semifinal Piala Liga.

Sebaliknya menghadapi tim seagresif Liverpool, Solksjaer bisa meniru resep lima gelandang dari Aston Villa ketika mengalahkan The Reds 7-2 pada 4 Oktober 2020 atau mengulang formasi lima beknya sendiri ketika United menaklukkan Paris Saint Germain 2-1 pada 28 Oktober dalam Liga Champions.

Baca juga: Solskjaer berharap para beknya pulih saat laga lawan Liverpool
Baca juga: Joel Matip siap dipasang melawan MU
​​​​​​​


Statistik

Pertemuan kedua tim juga dibumbui upaya membuat catatan pribadi untuk masing-masing manajer. Solksjaer bisa menjadi manajer pertama United yang mengalahkan Liverpool di kandangnya dalam pertandingan liga selama enam tahun terakhir sejak 22 Maret 2015, selain juga menjadi manajer pertama Liga Inggris sejak Oktober 2015 yang bisa menundukkan Liverpool di Anfield.

Solksjaer bisa mengandalkan sedikit catatan yang bisa dipanggul United dalam 11 pertandingan liga terakhirnya yang sembilan di antaranya dimenangkannya dan tak pernah kalah.

Dia juga dapat mengandalkan Marcus Rashford yang sudah mencetak tiga gol dari empat laga terakhir melawan The Reds. Namun selama musim ini sejauh ini United tak berhasil mengalahkan tim-tim besar Liga Premier; seri melawan Chelsea, Manchester City dan Leicester, serta kalah menghadapi Tottenham Hotspur dan Arsenal.

Baca juga: Jurgen Klopp mengaku tidak khawatirkan masalah kebugaran Thiago
Baca juga: Solskjaer balas sindiran Klopp soal jumlah penalti Manchester United


Statistik United kalah mentereng dari Liverpool yang akan masuk Anfield dengan salah satu misinya mengantarkan Klopp mencatat kemenangan kandang ke-100 dalam semua kompetisi sejak dia menjadi pelatih klub itu Oktober 2015.

Liverpool sendiri hanya pernah sekali kalah dari 10 pertemuan terakhirnya melawan United dalam semua kompetisi sejak kalah 1-2 di Old Trafford pada Maret 2018. Dan The Reds selalu mencetak gol dalam 42 pertandingan kandang terakhirnya sejak ditahan seri 0-0 oleh Manchester City di Anfield pada Oktober 2018.

Juga, sejak Maret 2005 Liverpool tak pernah gagal mencetak gol dalam tiga pertandingan berturut-turut, sedangkan Klopp sendiri tak pernah kalah berturut-turut dalam pertandingan liga sejak menjadi bos Liverpool.

Tetapi statistik seperti itu selalu untuk dua hal, yakni untuk ditingkatkan atau untuk dihentikan.

Dan kedua pilihan ini menjadi salah satu faktor mengapa The Reds versus Red Devils wajib ditonton. Memang belum menentukan apa-apa, tetapi bisa memacu adrenalin siapa pun yang terikat ke kedua tim ini.

Baca juga: Leicester lompat ke posisi kedua selepas bungkam Southampton
Baca juga: Arsenal dan Mesut Oezil akhirnya pisah jalan

Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021