Jakarta (ANTARA) - ​​​​​​Persit Kartika Chandra Kirana mendukung upaya pelestarian seni tari tradisional Sintren di Desa Drunten, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Dalam Youtube TNI AD, Kamis, Ketua Umum Persit KCK Hetty Andika Perkasa menyempatkan menonton kesenian Sintren yang dimainkan oleh warga sekitar.

"Saya senang, terima kasih. Saya jadi mengenal seni budaya dari Indramayu, luar biasa semangat ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak semua dalam melestarikan budaya ini," ujar istri Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa itu.

Hetty berharap warga Desa Drunten, Indramayu, bisa terus menjaga dan melestarikan kesenian tradisional sebagai kekayaan budaya Indonesia.

Pemilik nama lengkap Diah Erwiany itu juga terlihat bersemangat mengajak ibu-ibu Persit KCK menonton dan menyawer penari Sintren.

Baca juga: Ketua Umum Persit KCK apresiasi pelestarian seni Sintren di Indramayu

Tarian Sintren dibawakan oleh seorang wanita yang dipengaruhi oleh kekuatan magis, dan tarian itu pun memiliki makna kehidupan tersendiri yang dipercaya oleh warga di Desa Drunten.

Penari Sintren yang masih memakai baju biasa diikat badan dan tangannya, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kurungan yang didalamnya diberikan kostum penari berikut kacamata hitam yang menjadi ciri khas.

Anehnya, tak berapa lama kurungan dibuka penari tersebut sudah terlihat mengenakan kostum penari lengkap dengan kacamata hitam, dan siap menari.

Vena, penari Sintren mengaku awalnya sempat takut ketika diajak bergabung dengan kesenian itu karena berbau mistis, tetapi setelah dijalaninya akhirnya kini sudah terbiasa.

"Ya, saya tertarik karena kisahnya yang mistis. Takut awalnya, kenapa bisa diiket-iket gitu, kan kenceng banget ngiketnya. Badan sama tangan (yang diikat)," ujarnya.

Baca juga: Istri Kasad salurkan bantuan kepada warga di Sentani

Diakui Vena, ada sejumlah ritual khusus yang dijalani penari Sintren sebelum pentas, di antaranya puasa. Selain itu, penari Sintren juga disyaratkan masih gadis atau perawan.

Dengan adanya tanggapan pentas dari Persit KCK, Vena bersyukur karena saweran yang didapatkannya lebih banyak dibanding ketika manggung biasanya.

Demikian juga diungkapkan Ayu yang juga penari Sintren yang merasa gembira karena dari tanggapan Persit KCK bisa dapat penghasilan sampai Rp400 ribu sehari.

"Biasanya berangkat jam setengah 1 dari rumah, sampai jam 12 malam. Semalem dapat Rp58 ribu. Hari ini dapat Rp400 ribu," ujarnya, diamini Rinjani, penari Sintren lainnya.

Sementara sang pawang Sintren Rasiman juga menyampaikan terima kasih atas perhatian dari Persit KCK terhadap kesenian tradisional Sintren di wilayah tersebut.

Baca juga: Istri Kasad bantu renovasi dua rumah warga tak layak huni

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021