Khususnya untuk Kali Krasak itu memang sempat jarak luncuran hampir dua kilometer, artinya masih jauh dari permukiman
Magelang (ANTARA) - Warga lereng Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta tetap waspada terhadap aktivitas gunung tersebut meskipun sejumlah guguran lava maupun awan panas sampai saat ini tidak berdampak di wilayah tersebut.

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang Edy Susanto di Magelang, Rabu, mengatakan semua melihat Gunung Merapi masih terus mengeluarkan lava dan guguran sehingga tidak ada kata lain, selain harus tetap waspada.

Ia menyampaikan beberapa kali terjadi awan panas dengan arah ke barat daya kemudian tersapu oleh angin ke timur.

"Sampai sekarang tidak ada laporan untuk dampak di Kabupaten Magelang. Kepala desa atau masyarakat di lereng Merapi Kabupaten Magelang tidak ada yang melaporkan dampak dari luncuran tersebut," katanya.

Selama ini, katanya, luncuran awan panas masih jauh dari permukiman warga di Kabupaten Magelang.

"Khususnya untuk Kali Krasak itu memang sempat jarak luncuran hampir dua kilometer, artinya masih jauh dari permukiman," katanya.

Baca juga: Erupsi Merapi tak ganggu penerbangan Bandara Adi Soemarmo

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam siaran pers mengatakan Gunung Merapi memasuki fase erupsi yang bersifat efusif yang dikenal juga sebagai tipe Merapi, yaitu erupsi dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava disertai dengan guguran lava dan awan panas guguran.

“Pada hari ini, Rabu (27/1), sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur antara 500-3.000 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong. Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo antara 15-60 mm dan durasi 83-197 detik," katanya.

Akibat dari kejadian awan panas guguran tersebut, sejumlah lokasi melaporkan hujan abu dengan intensitas tipis hingga tebal, seperti di Kecamatan Tamansari dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

"Hujan abu dapat terjadi sebagai akibat dari kejadian awan panas guguran. Untuk itu masyarakat diharapkan untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik seperti dengan menggunakan masker, kaca mata dan menutup sumber air," katanya.

Hanik menyatakan bahwa jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG-PVMBG, yaitu sejauh lima kilometer dari puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di daerah yang di rekomendasikan tersebut.

Selain itu, terkait dengan masih musim hujan, Hanik mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.

Baca juga: Merapi erupsi akibatkan hujan abu di Boyolali
Baca juga: BPBD Sleman evakuasi warga Dusun Turgo ke barak Purwobinangun

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021