Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sumedang pada 9 Januari 2021 terjadi di puncak musim hujan pada periode Januari-Februari.

"Jadi kalau kita lihat secara spesifik untuk wilayah Sumedang, Jawa Barat bagian tengah, untuk periode Januari-Februari ini memang masih Puncak musim hujan," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam Forum Group Discussion (FGD) Tanah Longsor di Sumedang yang diselenggarakan BNPB secara virtual, Jakarta, Rabu.

Indikasi puncak musim hujan tersebut, kata Miming, menunjukkan bahwa potensi hujan lebat hingga sangat lebat bahkan hingga cuaca ekstrem dalam beberapa kasus masih dimungkinkan terjadi di wilayah Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Sumedang.

Dengan kondisi tersebut, maka dampak yang ditimbulkan seperti banjir, banjir bandang hingga longsor kemungkinan potensinya masih bisa terjadi selama periode tersebut, seperti halnya tanah longsor yang terjadi di Sumedang pada 9 Januari 2021.

Baca juga: Basarnas: Keterbatasan EWS persulit tim memprediksi longsor susulan

Baca juga: BPBD Jabar: Tanggap darurat masih fokus pada dampak longsor Sumedang


Berdasarkan peta sebaran curah hujan dari data observasi BMKG pada 9 Januari 2021, sebaran curah hujan di wilayah Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan bahwa konsentrasi distribusi hujan cukup merata dengan intensitas rata-rata sedang hingga lebat.

Dan secara umum, terkait kejadian longsor di Sumedang, yang menjadi perhatian BMKG adalah bahwa pada saat terjadinya longsor pada 9 Januari 2021, kejadian hujan lebat bahkan sangat lebat memang terjadi pada siang hingga sore di wilayah Kecamatan Cimanggung dan sekitarnya.

Bahkan berdasarkan laporan kejadian tanah longsor bahkan terjadi pada sore hari, antara siang hingga sore dengan curah hujan yang sangat lebat menjadi pemicu kejadian tersebut.
"Kejadian hujan lebat itu kemungkinan terjadi dengan curah hujan lebih dari 50 bahkan 100 mm dalam 3 hingga 4 jam. Kemungkinan seperti itu. Ini yang menjadi concern," kata Miming.

Selain itu, hujan yang cukup merata di wilayah Jawa Barat pada hari sebelumnya juga diduga menjadi pemicu longsor yang mungkin disebabkan oleh kondisi tanah yang sudah jenuh di daerah Sumedang sehingga tidak lagi mampu menahan curahan air hujan.

Mengingat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih dapat terjadi pada periode puncak musim hujan, maka BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada.

"Saya kira kewaspadaan di puncak musim hujan selama Februari ini harus ditingkatkan karena kejadian longsor dan beberapa kejadian bencana hidrometeorologi di beberapa tempat harus menjadi concern kita bahwa potensi cuaca ekstrem masih mengancam untuk periode bulan ini. Untuk itu kewaspadaan harus terus kita tingkatkan," demikian Miming.*

Baca juga: Efek La Nina signifikan saat Indonesia masuki puncak musim hujan

Baca juga: Peneliti LAPAN: Puncak musim hujan 31 Januari

Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021