Jakarta (ANTARA) - Pendidikan jarak jauh (PJJ) telah dilakukan setahun lamanya, tepatnya dimulai sejak pertengahan Maret 2020. Pembelajaran yang dilakukan di rumah yang awalnya sementara, tapi kenyataannya justru berlangsung dalam jangka waktu yang belum ditentukan karena meningkatnya kasus COVID-19 di Tanah Air.

Meski sudah berlangsung selama setahun, bukan berarti PJJ berlangsung tanpa ada hambatan. Sebagian pendidik masih gagap dan masih meraba-raba metode pembelajaran seperti apa yang tepat dilakukan dalam kondisi darurat.

Sebagian peserta didik pun terkena imbasnya, mulai dari bosan melakukan pembelajaran di rumah tersebut hingga menurunnya motivasi belajar siswa.

“Paling lama anak saya 10 menit di depan komputer dan selanjutnya sibuk dengan mainannya,” ujar Kurniawati (40), orang tua seorang siswa, di Jakarta, Senin (1/3).

Dia menjelaskan kebosanan anaknya belajar via daring yang dimulai sejak awal semester ganjil 2020/2021. Anaknya pun tak segan untuk mematikan kamera dan mikrofon pada aplikasi telekonferensi saat belajar dimulai. Monoton, tak ada interaksi , tidak bisa bermain dengan teman menjadi alasan utama kebosanan yang melanda anaknya.

“Belajar daring membosankan, lebih asyik belajar tatap muka,” kata dia menirukan apa yang diucapkan anaknya tersebut.

Pengembang teknologi pendidikan LPMP Lampung, Ferismayanti MPd, dalam jurnalnya “Meningkatkan Motivasi Belajar siswa pada Pembelajaran Online Akibat Pandemi COVID-19” menyatakan bahwa PJJ yang dilakukan secara tidak tepat mempengaruhi motivasi peserta didik dalam melakukan pembelajaran.

Belajar via daring membuat peserta didik kurang aktif dalam menyampaikan aspirasi dan pemikirannya sehingga aktivitas belajar menjenuhkan yang berujung pada berkurangnya motivasi belajar.

Padahal motivasi belajar sangat diperlukan. Motivasi adalah pendorong yang membuat peserta didik tertarik belajar dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Motivasi belajar menentukan keberhasilan pembelajaran itu sendiri.

Untuk itu perlu dilakukan sejumlah upaya yakni meningkatkan kualitas pendidik untuk meningkatkan kualitas belajar, memilih metode belajar yang tepat, memaksimalkan fasilitas, memanfaatkan penggunaan media, dan melakukan evaluasi. Modifikasi pada sistem pembelajaran juga dapat dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan siswa.

Head of Learning Technology Solution PPM Manajemen, Rahadi Catur Yuwono, mengatakan ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar pembelajaran maupun pelatihan daring tidak membosankan.

Pertama, menyusun strategi belajar yang disesuaikan topik. PPM Manajemen unggul dalam bidang strategi dan pembelajaran instruksional digital.

“Kami memiliki instruktur yang merancang pembelajaran digital, jadi mereka yang mengembangkan strategi pembelajaran, objek pembelajaran, maupun formatnya. Instruktur ini yang menentukan jika kontennya seperti ini, bagusnya memakai pola apa, apakah interaktif animasi, berbasis permainan dan lain sebagainya,” kata Rahadi.

Kedua, dengan strategi meningkatkan keterikatan atau engagement dengan mengombinasikan gaya belajar. Sejumlah gaya pembelajaran yakni visual, audio, kinestetik, membaca dan menulis.

“Materi pembelajaran harus kontekstual dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Itu yang membuat seseorang memiliki motivasi dalam belajar,” kata dia lagi.

Ketiga, yakni dengan menggunakan metode pembelajaran mikro. Banjir informasi seperti saat ini justru membuat seorang semakin bingung. Untuk itu pembelajaran dirancang secara mikro, dengan durasi tidak lebih dari 10 menit.

Dengan menerapkan ketiga strategi tersebut, kualitas pembelajaran maupun pelatihan daring sejajar dengan pembelajaran tatap muka.

Baca juga: Pembelajaran mandiri perlu dibarengi pengawasan orang tua

Baca juga: Kiat orang tua buat konten edukatif untuk anak


Kompetensi

Kompetensi pendidik sangat menentukan kualitas pembelajaran dalam jaringan (daring) agar sejajar dengan pembelajaran tatap muka atau luar jaringan (luring).

“Kualitas pembelajaran daring bisa setara dengan pembelajaran tatap muka, dengan memperhatikan kapabilitas atau kompetensi pendidik, ujar Plt Direktur Eksekutif PPM Manajemen, Dr Ir Triono Saputro MSi, beberapa waktu lalu.

Kunci kesuksesan pembelajaran daring terletak pada sumber daya manusianya. Meskipun menggunakan teknologi yang paling muktahir sekalipun, jika sumber daya manusianya tidak mumpuni maka tidak bisa menjalankannya.

Pembelajaran daring, tidak bisa disamakan dengan pembelajaran luring. Siswa maupun mahasiswa tidak akan nyaman menatap layar komputer berjam-jam.

Dari persoalan itu, pihaknya melakukan inovasi yakni Solusi Teknologi Pembelajaran (STP) sebagai jasa layanan pendidikan terintegrasi terbaru PPM Manajemen. STP memiliki dua jenis layanan dan solusi.

Pertama, adalah content development services atau jasa bagaimana mengubah konten pembelajaran konvensional menjadi konten berbasis digital atau e-learning. Konten meliputi podcast, video, animasi interaktif, page turner, game based learning. Pendekatan yang biasa dibangun adalah mikro learning.

Kedua, adalah digital platform pembelajaran atau yang dikenal dengan Learning Management System (LMS), yang mana terdapat dua skema yakni LMS development yaitu membangun dari awal nanti dioperasionalkan oleh klien, dan LMS Manage Services, yaitu menyewa dari PPM Manajemen dan juga dibantu dalam pengoperasiannya.

Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Prof Bramantyo Djohanputro, MBA PhD, mengatakan teknologi dan kapabilitas organisasi sangat menentukan kesuksesan pembelajaran daring.

Pihaknya memiliki pembelajaran berbasis pengalaman yang masih terus berkembang desain pembelajarannya.

Oleh karena itu pengalaman pelatihan maupun pembelajaran yang diberikan PPM Manajemen tetap terjaga karena menggunakan metode yang interaktif dan tetap memberikan dampak, serta ditunjang dengan penggunaan teknologi berupa aplikasi sebagai pendukung pembelajaran yang terbaru.

Teknologi sangat penting dalam menghadirkan pembelajaran berkualitas saat pandemi dengan tiga pilar utama yakni pengetahuan, kompetensi dan karakter. Bram juga menyebut kata kunci agar dapat bertahan di tengah pandemi yakni kelincahan atau agility.

Dengan adanya kelincahan, organisasi dengan cepat dalam melakukan perubahan dan melakukan inovasi baik dari sisi produk maupun efisiensi.

Direktur Jasa Pengembangan Eksekutif PPM Manajemen Pepey Riawati Kurnia, mengatakan kemampuan dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran yang membuat PPM Manajemen tetap mampu menorehkan sejumlah prestasi di tengah masa pandemi COVID-19.

PPM Manajemen mendapatkan predikat Unggul dari BAN-PT dan di Journal of Management and Business Review (JMBR) berhasil meraih peringkat tiga. Kemudian, mahasiswa Sarjana dan Pascasarjana PPM SoM berhasil menjuarai 15 lomba dan lebih dari 40 orang menerima beasiswa. Bahkan PPM Manajemen memiliki LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi), dan menjadi yang pertama diakui BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) untuk melaksanakan uji sertifikasi online.*

Baca juga: Literasi digital penting bagi keberlangsungan PJJ

Baca juga: Pendidikan karakter anak sinergi orang tua hingga teknologi


Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021