Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 20 ahli memulai perdebatan tentang penyebab kematian ikon sepak bola Argentina Diego Maradona untuk menentukan apakah ada unsur kelalaian pada perawatan kesehatan.

Maradona, yang berusia 60 tahun, meninggal karena serangan jantung pada 25 November 2020, beberapa pekan setelah menjalani operasi otak karena pembekuan darah.

Penyelidik sedang melakukan investigasi perawatan kesehatan yang Maradona terima sebelum kematiannya untuk menentukan apakah akan memperkarakan kasus karena kelalaian yang berujung kematian. Jika terbukti, maka akan terancam hukuman penjara hingga 15 tahun.

Panel ahli, yang terdiri dari 10 spesialis dan 10 lainnya dipilih oleh pihak yang berkepentingan, akan menyampaikan temuan dalam dua atau tiga pekan mendatang, dikutip dari AFP, Selasa.

Panel tersebut dibentuk oleh jaksa penuntut umum Argentina.

Baca juga: Porsche bekas Maradona saat di Sevilla dilelang 

Ahli bedah saraf Maradona Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov dan psikolog Carlos Diaz sedang diselidiki, juga dua perawat, yaitu koordinator perawat dan koordinator medis.

Dua putri Maradona, Gianinna (31) dan Jana (24), menuduh Luque bertanggung jawab atas kesehatan Maradona yang memburuk.

Maradona menjalani operasi pada 3 November, hanya empat hari setelah dia merayakan ulang tahun ke-60 di klub yang dia bina, Gimnasia y Esgrima.

Namun, dia tampak dalam kondisi kesehatan yang buruk dan kesulitan berbicara.

Maradona memerangi kecanduan kokain dan alkohol selama hidupnya.

Dia menderita gangguan hati, ginjal dan kardiovaskular saat meninggal.

Baca juga: Otopsi pastikan Maradona bersih jelang meninggal 

"Terakhir kali Gianinna mengunjungi Maradona, dia melihat Maradona sangat bengkak. Dalam beberapa minggu sebelum kematiannya, Maradona menunjukkan kemunduran fisik dan kognitif," kata Rodolfo Baque, pengacara untuk salah satu dari dua perawat yang sedang diselidiki.

Maradona adalah idola bagi jutaan orang Argentina setelah dia menginspirasi negara Amerika Selatan itu untuk meraih kemenangan keduanya di Piala Dunia pada 1986.

Gelandang serang yang menghabiskan dua tahun bersama raksasa Spanyol, Barcelona, itu ​​juga dicintai di Napoli, di mana dia membantu Napoli memenangkan satu-satunya gelar Serie A dalam sejarah klub. 

Baca juga: Pengadilan Argentina ingin "awetkan" jenazah Diego Maradona 
Baca juga: Maradona akan terpampang di uang kertas Argentina 
Baca juga: Nama Maradona diusulkan menjadi nama jalan 

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021